Mohon tunggu...
Nero Suko Kumoro
Nero Suko Kumoro Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Muhammadiyah Prof. DR. Hamka

Mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Prof. DR. Hamka

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Peran Media Digital dalam Komunikasi Penyiaran Islam untuk Menarik Minat Gen Z

5 Januari 2025   21:00 Diperbarui: 5 Januari 2025   20:23 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Peningkatan penggunaan media sosial dari tahun ke tahun yang sangat amat pesat dalam kehidupan sehari-hari, terutama di kalangan Gen-Z yang umumnya teridiri dari individu yang lahir antara tahun 1997 hingga 2012. Dikenal sebagai generasi yang erat sekali dengan teknologi digital, dan media sosial menjadi salah satu bagian dari rutinitas utama mereka dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Platform di media sosial seperti tik tok, instagram, twitter (yang sekarang sudah menjadi X) , Facebook, dan youtube memberikan wadah atau ruang bagi individu untuk berbagi informasi, pengalaman, serta berinteraksi dengan sesama pengguna sosial media.

 Menurut survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), pada tahun 2024, pengguna media sosial di kalangan anak muda, seperti Gen Z, akan mencapai jumlah yang signifikan. Mayoritas Gen Z di Indonesia (51,9%) sering mengakses aplikasi media sosial Instagram, disusul TikTok (46,84%). Hal ini menunjukkan bahwa hampir seluruh Gen Z di Indonesia telah mengintegrasikan media sosial ke dalam kehidupan sehari-harinya (Ahdiat, 2024).

 Perkembangan teknologi digital telah membawa perubahan besar dalam pola komunikasi manusia. Komunikasi instan dimungkinkan melalui aplikasi perpesanan seperti WhatsApp, Telegram, dan email, menggantikan surat tradisional yang memakan waktu. Selain itu, penggunaan gambar, video, meme, emoji, dan GIF membuat komunikasi menjadi lebih visual, membuat pesan menjadi lebih menarik dan mudah dipahami, terutama melalui platform seperti Instagram, TikTok, dan YouTube. Teknologi Juga memungkinkan komunikasi multisaluran seperti teks, suara, dan video, dan banyak pertemuan fisik dapat digantikan dengan konferensi video seperti Zoom dan Google Meet. Berkat algoritme digital yang menyesuaikan konten dengan preferensi pengguna, komunikasi menjadi lebih personal, dan media sosial memungkinkan interaksi langsung dengan selebriti dan perusahaan. Dalam budaya komunikasi, formalitas semakin digantikan dengan bentuk yang lebih santai, dan singkatan serta emotikon sering digunakan untuk menghemat waktu. Teknologi juga mendukung globalisasi komunikasi, memfasilitasi pertukaran antar negara menggunakan alat terjemahan otomatis.

 Dakwah adalah proses menyadarkan masyarakat terhadap pola pikir dan perilakunya serta keinginan untuk mengubahnya. Dakwah bukan hanya sekedar gerakan untuk menyampaikan ajaran Islam, namun juga untuk meningkatkan kepedulian sosial (Noviana Aini, 2023). Kegiatan dakwah tidak cukup dilakukan dalam kegiatan tatap muka saja seperti pengajian, majelis ta'lim, dan berbagai kegiatan lainnya. Tetapi kegiatan dakwah dapat dilakukan dengan masuk ke dalam dunia sosial media (digital), karena pada saat ini masyarakat lebih tertarik dengan dunia media sosial (Nabila et al., 2023). Dakwah sekarang sudah bisa lebih luas dalam hal medianya, beda dengan dahulu dakwah hanya bisa lewat dari komunikasi langsung secara tatap muka atau dengan kajian-kajian ceramah di masjid, dengan perkembangan teknologi yang semakin canggih memungkinkan para dai untuk bisa beradaptasi dan memanfaatkan media sosial sebagai sarana baru untuk berdakwah dengan harapan bisa mencapai target audiens yang lebih luas.

 Seiring berjalannya waktu kegiatan dakwah kovensional kurangnya relevansinya dengan Gen Z, sebagian mereka lebih menghindari cara dakwah tradisional karena dianggap kurang menarik atau membosankan sehingga menghindari kegiatan ceramah atau kajian konvensional. Hal ini lah yang membuat media sosial menjadi punya peluang dalam menyampaikan nilai-nilai keagamaan. Dari sinilah banyak munculnya ustaz-ustaz yang mengambil peran sebagai influencer guna memanfaatkan platform digital untuk berdakwah dengan gaya yang menarik dan sesuai dengan karakter Gen Z (Abdusshomad, 2024).

 Strategi efektif untuk menyebarkan kebenaran berdasarkan ajaran Al-Quran dan Al-Hadits adalah dengan menggunakan media sosial. Media sosial berfungsi sebagai platform bagi individu untuk terhubung dan berinteraksi dengan orang lain dalam lingkungan sosial (Mulawarman & Nurfitri, 2017 dalam Fajrussalam et al., 2024). Dengan mengkombinasikan kedua hal tersebut dakwah akan bisa langsung mencapai target yang di tuju yaitu para kalangan muda seperti Gen-Z, dilihat dari banyaknya data yang beredar Gen-Z sebagai pengguna media sosial yang masif bisa menjadi target dakwah secara digital.

Berikut adalah beberapa platform digital yang sering digunakan dalam kegiatan dakwah:

*Instagram: Platform seperti instagram sering digunakan oleh dai dan lembaga dakwah untuk meberikan kutipan-kutipan agama, ceramah singkat, dan konten-konten agama dan bisa juga para audiens ini melihat konten tersebut melalui influencer.

*YouTube: YouTube menjadi platform vidio yang besar biasanya Gen Z cenderung lebih suka konten vidio yang memberikan mereka visualisasi dari apa yang mereka dengar, oleh karena ini platform ini bisa menjadi pilihan untuk memberikan konten edukasi bagi para Gen Z atau yang lain. Contohnya yaitu yang sudah banyak ada seperti podcast para ustdaz atau para influencer agama dan orang-orang yang memotivasi melalui agama, ceramah, kajian, dll.

*TikTok: TikTok telah menjadi salah satu platform yang sangat populer di kalangan Gen Z saat ini. Para Dai dapat memanfaatkan TikTok untuk membuat konten edukasi pendek yang kreatif, menarik, dan menghibur dengan berisikan pesan dakwah yang disampaikan secara menarik. Contohnya bisa dengan memberikan ayat-ayat Al-Qur'an, Hadist dan doa-doa yang membantu audiens menjadi tertarik untuk mengamalkannya.

Bisa kita lihat banyak sekali wadah untuk menyampaikan dakwah pada zaman yang canggih ini, pada zaman sekarang Gen-Z gampang sekali terpengaruh dengan kegiatan yang berbuat dosa dan melanggar hukum, seperti judi online, bermabuk-mabukan, narkoba, dan masih banyak lagi. Diharapkan para da'i bisa memupuk pemahaman agama Islam untuk para kalangan muda terkhusus nya Gen-Z, guna membangun generasi emas yang sangat paham akan nilai nilai keislaman.

Dengan berbagai platform diatas yang dapat digunakan para Dai untuk melakukan dakwah para Gen Z, yaitu bisa menjadi sarana yang kreatif sesuai dengan teknologi sekarang yang semakin lama semakin maju. Berikut adalah beberapa strategi yang bisa diimplementasikan kedalam dakwah dengan menggunakan media digital.

Strategi efektif menarik minat gen-z dalam dakwah digital

1.Penggunaan konten visual yang kreatif

Kalangan muda sekarang sangat menyukai konten yang menarik secara visual, seperti video pendek, infografis dan meme, para pendakwah yang memang ingin menarik minta Gen-Z harus bisa memadukan semua hal itu, apalagi kalangan muda jaman sekarang jarang sekali untuk langsung datang ke kajian langsung, membuat konten video pendek bisa menjadi pilihan yang tepat untuk menarik minta Gen-Z, dengan konsep yang tepat, relevan, dengan kehidupan sehari-hari mereka yang dikemas dengan cara yang kreatif dan menarik.

2.Pendekatan yang interaktif

Gen-Z cenderung menyukai keterlibatan langsung dan interaktif, dengan menggunakan fitur-fitur yang sudah disediakan media sosial seperti QnA, live streaming, dan polling di platform media sosial memungkinkan mereka untuk berinteraksi langsung dengan apa yang disampaikan pendakwah dan mereka bisa langsung memberikan tanggapan. Hal ini dapat meningkatkan aktifitas dan meningkatkan rasa partisipasi mereka dalam proses dakwah.

3.Penyampaian dengan bahasa yang mudah dan relevan

Penggunaan bahasa juga penting untuk diperhatikan, tidak disarankan untuk menggunakan bahasa atau istilah-istilah yang sulit untuk dimengerti, gunakanlah bahasa yang sederhana dan mudah dipahami oleh Gen-Z. Hindari juga penggunaan bahasa yang formal gunakanlah bahasa yang relevan dengan Gen-Z, misal dengan menggunakan bahasa yang gaul tetapi juga masih memerhatikan etika dan estetika dalam hal Perangkaiannya. Selipkan humor atau Gabungkan humor dalam menyampaikan pesan, seperti melalui meme Islami atau parodi yang menghibur.

4.Menggunakan cerita atau tema yang menginspirasi dan relatable

Angkat cerita-cerita atau tema yang sedang tren dalam kalangan muda, seperti isu-isu yang sedang terjadi sekarang terkait kesehatan mental, perilaku Konsumtif, pacaran, judi online kaitkan fenomena-fenomena tersebut ke dalam nilai-nilai Islam yang sejalan dengan fenomena yang sedang diangkat. Dan berikan juga contoh teladan nyata dalam hal pengimplementasian nilai-nilai Islam yang berhubungan dengan fenomena-fenomena jaman sekarang bisa juga melalui vlog dan video pendek tentang kegiatan sehari-hari yang menyelipkan beberapa perilaku yang menggambarkan nilai-nilai dalam Islam

5.Kolaborasi dengan influencer

Hal ini bisa menarik minat Gen-Z denga mengajak influencer terkenal dan disukai Gen-Z yang memiliki nilai Islami untuk menyampaikan dakwah. Pengaruh mereka dapat menarik perhatian dan kepercayaan audiens.

6.Analisis

Analisis konten dan strategi dengan menggunakan tool analytics yang tersedia di platform media sosial, dengan begitu kita tahu seberapa efektif langkah-langkah yang sudah kita lakukan apakah sudah berhasil untuk menggaet para jemaah kalangan muda ataukah belum.

 Dengan melakukan semua langkah strategis tersebut, penting untuk tetap gigih, beristiqomah, berdoa, dan tekun dalam menyampaikan dakwah. Keberhasilan dakwah tidak hanya diukur dari jumlah khalayak yang hadir, namun juga niat tulus untuk menebar kebaikan. Selain kelebihan dan manfaat yang didapatkan dari berdakwah melalui media sosial, terdapat juga kekurangannya yaitu salah satunya yaitu tidak semua Dai dapat menggunakan teknologi secara optimal. Meskipun media digital telah memberikan peluang besar untuk memperluas jangkauan dakwah, kenyataannya tidak semua pendakwah memiliki keterampilan teknis atau strategi yang memadai untuk memanfaatkan teknologi ini sebaik-baiknya. Karena cukup sulit untuk menghadapi transisi dari yang biasanya para Dai hanya datang dari satu tempat ke tempat lain untuk berdakwah tetapi karena semakin majunya teknologi menjadikan para Dai dapat menarik perhatian audiens juga melalui platform digital.

Pesan terakhir:

"Dakwah bukan tentang siapa yang menyampaikannya, tapi pesan apa yang disampaikan. Saat berbagi hal baik, kreatiflah, relevan, dan rendah hati." Konsistensi dan pengakuan yang berkelanjutan akan menjadi kunci memotivasi Gen Z untuk berperilaku baik.

Daftar Pustaka:

Abdusshomad, A. (2024). EFEKTIVITAS DAKWAH USTAZ INFLUENCER DI MEDIA SOSIAL DALAM MENINGKATKAN RELIGIUSITAS GENERASI Z DI INDONESIA. Journal Islamic Studies, 15(5), 63--75. https://ejurnalqarnain.stisnq.ac.id/index.php/ALADALAH/article/view/14

Ahdiat, A. (2024). Media Sosial Favorit Gen Z dan Milenial Indonesia. Databoks. https://databoks.katadata.co.id/infografik/2024/09/24/media-sosial-favorit-gen-z-dan-milenial-indonesia

Fajrussalam, H., Fattikasary, A. T., Shofuroh, H., Pramesti, K., & Fadillah, K. N. (2024). Pengaruh Sosial Media Dalam Meningkatkan Pemahaman Agama Islam Terhadap Gen-Z. Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan, 10(16), 413--422. https://jurnal.peneliti.net/index.php/JIWP/article/view/7826

Nabila, W. M., Fadhilatunnisa, S., Alamsyah, M. I., & Suryandari, M. (2023). Pengaruh Konten Dakwah Terhadap Gen Z dan Milenial (Generasi Muda). ALADALAH: Jurnal Politik, Sosial, Hukum Dan Humaniora, 1(1), 09--21. https://doi.org/10.59246/aladalah.v1i1.145

Noviana Aini. (2023). Pemanfaatan Media Dakwah Platform Digital di Era Generasi Z. Jurnal Studi Islam Lintas Negara, 5(2), 109--116. https://doi.org/10.37567/cbjis.v5i2.3184

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun