Sementara, suka gonta-ganti pasangan, yang notabenenya identik dengan pria, bila wanita yang melakukan, wanita itu tidak akan disebut 'tomboi', tapi malah dicap 'murahan'.
Ketika orang-orang mengetahui kegemaran saya bermain sepakbola, mereka dengan mudah menyebut saya tomboi, padahal saya feminine, dan saya tidak merasa itu sebagai pujian. Sementara ketika saya melihat seorang pria yang lembut, sensitif, dan perhatian, saya tidak bisa memujinya, "Wah, saya kagum pada anda, anda feminine sekali." Ia pasti malah akan tersinggung.
Masyarakat melihat maskulin sebagai sifat-sifat pemberani, praktis, berpikir dengan logika, mandiri, kuat, bertanggung jawab.
Mengapa kita tidak melihat feminitas dari sisi yang lebih baik, seperti kelembutan, intuisi, sensitifitas, pengertian, detail.
Jadi, sekali lagi, masalahnya di sini adalah, mengapa 'tomboi' itu pujian dan 'banci' itu cercaan?
Apakah salah untuk menjadi feminine?
--Eva Sitar Pahil--
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H