Mohon tunggu...
Neno Anderias Salukh
Neno Anderias Salukh Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pegiat Budaya | Pekerja Sosial | Pengawas Pemilu

Orang biasa yang menulis hal-hal biasa

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Inilah Kosakata Bahasa Kupang yang Diserap dari Portugis

6 Januari 2022   17:47 Diperbarui: 27 Juni 2022   14:48 22629
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa kosakata Bahasa Kupang yang diserap dari bahasa Portugis penting untuk diingat dan dipahami karena beberapa kosakata terancam punah karena tidak digunakan lagi dalam komunikasi sehari-hari.

Pada dua artikel saya sebelumnya saya menulis sepintas tentang sejarah dan beberapa contoh penyerapan bahasa dari bahasa Belanda (Walanda) dan bahasa Portugis. Kemudian pada salah satu artikel, sejumlah kosakata dan contoh kalimatnya yang diserap dari bahasa Belanda.

Sehingga pada artikel ini akan membahas khusus beberapa kosakata yang familiar, untuk menambah wawasan pembaca. Selain itu, bisa bermanfaat bagi orang dari luar NTT yang hendak berkunjung ke NTT, secara khusus di Kota Kupang.

Kosakata yang diserap dari bahasa Portugis beserta contoh kalimatnya:

Satu, testa.

Testa berasal dari kata testa yang berarti kening.

Contoh: lu pung testa mangkilap (keningmu bercahaya)

Dua, kaskaduk.

Kaskaduk berasal dari kata decascado yang berarti terkelupas. Dalam bahasa Kupang, digunakan untuk menyebut penyakit kulit baik itu kudis, kurap, eksim dan lain sebagainya. Kata ini juga digunakan dalam bahasa Dawan yaitu kaskaluk yang berarti sama, merujuk pada penyakit kulit.

Contoh: be pung badan kaskaduk (kulit saya terkena kudis)

Tiga, mai.

Mai berasal dari kata mae yang berarti mama. Tetapi dalam bahasa Kupang digunakan untuk menyebut hewan betina seperti ayam mai, sapi mai dan lain-lain. Kata mai akan bermakna mama jika ditambah dengan kata tua yaitu maitua yang berarti mama tua. Maitua juga digunakan untuk menyebut pacar perempuan atau istri sementara pacar laki-laki atau suami disebut paitua.

Contoh: beta dengan maitua/paitua ni (saya sementara bersama pacar). Ada juga seruan yang mengatakan mai e yang berarti mama e. Tetapi mai e bisa berkonotasi negatif jika mai merujuk pada binatang.

Empat, sono/sonu.

Sono/sonu berasal dari kata sono profundo yang berarti tidur lelap.

Contoh: tadi lu datang be tidur sonu (ketika kamu datang, saya sedang terlelap)

Lima, sedu.

Sedu berasal dari kata cedo yang berarti dini atau awal.

Contoh: tadi malam be tidur sedu (tadi malam saya tidur lebih awal)

Enam, lensu.

Lensu berasal dari kata lenco yang berarti saputangan. Dalam bahasa Dawan, berubah menjadi lesu.

Contoh: be dapalia lensu merah muda (saya menemukan sebuah lensu berwarna merah muda)

Tujuh, cakadidi.

Cakadidi berasal dari kata sacudida yang berarti bergoyang/menggoyang. Bahasa Kupang merujuk pada orang yang ceria berlebihan (centil).

Contoh: lu terlalu cakadidi (kamu sangat centil)

Delapan, kujawas/koijawas.

Kujawas berasal dari kata goiaba yang berarti jambu biji. Tetapi ada yang mengatakan bahwa penyebutan kujawas berasal dari nama latinnya, guajava.

Contoh: mar katong ketu kujawas (mari kita petik jambu biji).

*Beberapa kata sudah dicantumkan pada artikel sebelumnya. Sementara masih banyak kata dalam tahap pencocokan referensi.

Referensi:
1. Baomong Kupang
2. Google Translate

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun