Mohon tunggu...
Neno Anderias Salukh
Neno Anderias Salukh Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pegiat Budaya | Pekerja Sosial | Pengawas Pemilu

Orang biasa yang menulis hal-hal biasa

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Lebah Madu dalam Budaya Suku Dawan (Timor)

3 Januari 2022   22:23 Diperbarui: 1 April 2022   10:58 3817
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penyebutan lainnya adalah oin hau. Oin merupakan metatesis dari oni yang pada konteks ini berarti sesuatu yang manis (gula) dan hau berarti pohon, sehingga oin hau berarti gula yang diambil dari pohon.

Sementara lilin dalam uab meto dialek Amanuban disebut nini'.

Terdapat beberapa jenis lebah penghasil madu yang dimanfaatkan oleh orang Timor secara khusus suku Dawan (atoin meto) yaitu apis dorsata, apis cerana indica dan apis andreniformis. Tetapi, jenis apis dorsata adalah jenis yang paling istimewa bagi masyarakat atoin meto.

Dalam zoologi, apis dorsata dikenal sebagai jenis lebah madu raksasa yang berhabitat di hutan dengan dengan sisiran sarang yang menggantung di dahan atau ranting pohon, langit-langit terbuka dan tebing jurang bebatuan. 

Rupanya spesies ini hanya berkembang di kawasan sub-tropis dan tropis Asia, seperti Indonesia, Filipina, India, Nepal, tetapi tidak tersebar di luar Asia.

Di Indonesia sendiri dapat ditemukan di Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, Papua dan Nusa Tenggara. Sementara di Nusa Tenggara Timur, spesis ini menjadikan Pulau Timor sebagai habitat paling ideal. Karena Pulau Timor memiliki hutan terbuka dengan pepohonan besar dan tinggi yang sejatinya merupakan tempat paling nyaman bagi spesies ini.

Nah, habitat lebah madu raksasa ini merupakan salah satu bentuk perlindungan atau pertahanan diri dari serangan liar termasuk manusia yang akan kesulitan memanjat pohon besar dan tinggi. 

Selain itu, berdasarkan kearifan lokal, lebah madu raksasa ini memiliki sengatan yang luar biasa bahkan mengakibatkan kematian karena ukuran lebah yang lebih besar dari lebah pada umumnya.

Hal yang paling menarik adalah dengan bentuk perlindungan diri sesulit dan seganas itu, masyarakat atoin meto mampu menjalin relasi yang harmonis dengan lebah tersebut. 

Orang atoin meto bisa memanjat pohon yang tingginya mencapai 80 meter dengan diameter 1-1,5 meter tanpa rasa takut yang dapat menimbulkan kecelakaan.

Akan tetapi, keamanan itu dijamin dengan dua perjanjian atau ketentuan yang mana manusia menjamin habitat yang nyaman dan manusia wajib mengambil madu dan lilin pada waktunya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun