Mohon tunggu...
Neno Anderias Salukh
Neno Anderias Salukh Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pegiat Budaya | Pekerja Sosial | Pengawas Pemilu

Orang biasa yang menulis hal-hal biasa

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Oko Mama, Media Pembentukan Karakter Suku Dawan (Timor)

22 November 2021   19:35 Diperbarui: 23 November 2021   07:31 2389
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Persiapan oko mama untuk dialog adat | Dokumentasi Neno Anderias Salukh

Oko mama terbuat dari anyaman daun lontar kemudian diberi motif menggunakan pewarna pada daun lontar, dibungkus dengan kain tenunan atau menggunakan muti (inuh). Sementara yang bentuk tabung juga dapat dibuat dari bambu yang kemudian diukir menggunakan motif atoin meto.

Sama halnya seperti sirih pinang yang penulis sajikan dalam artikel-artikel terdahulu, oko mama tidak memiliki makna terbatas pada namanya tetapi memiliki nilai penting dalam kehidupan sehari-hari atoin meto yang mana dijadikan sebagai media pembetukan karakter.

Pertama, oko mama dalam budaya makan sirih pinang

Sikap Atoin meto meletakkan oko mama| Dokumentasi Neno Anderias Salukh
Sikap Atoin meto meletakkan oko mama| Dokumentasi Neno Anderias Salukh

Oko mama digunakan sebagai tempat suguhan sirih pinang kepada tamu yang dilakukan pada awal pertemuan. Biasanya, orang yang memberikan sirih pinang berlutut atau duduk dihadapan orang yang disuguhi. 

Sikap ini diajarkan kepada anak-anak semenjak kecil. Misalnya ada tamu di rumah maka orang tua akan menaruh sirih pinang pada oko mama dan anak yang akan bertugas untuk memberikannya kepada tamu dengan syarat memegang oko mama dengan dua tangan lalu bertekuk lutut atau duduk sebelum memberikan sirih pinang.

Jika tidak demikian maka pemberi sirih pinang dianggap tidak sopan. Berdiri sambil memberikan sirih pinang dianggap sebagai perilaku orang yang sombong dan tinggi hati, tidak menghargai tamu. Memegang oko mama menggunakan satu tangan pun dianggap memberi dengan bersungut-sungut.

Sehingga memberikan sirih pinang dalam oko mama dengan cara duduk atau bertekuk lutut dan menggunakan kedua tangan menggambarkan sikap sopan, sikap menghargai, sikap rendah hati dan ketulusan atoin meto yang sesungguhnya.

Kedua, oko mama dalam tradisi mengundang

Karena budaya atoin meto adalah tradisi lisan maka penyampaian undangan pun dilakukan dengan lisan. Dan oko mama adalah media yang digunakan untuk mengundang seseorang dalam sebuah upacara adat. Oko mama diisi dengan selembar uang kertas, uang koin, atau sirih pinang.

Biasanya, anak-anak muda bertugas untuk melakukan hal ini sebagai tahapan kedua belajar tentang adat. Para orang tua akan menyampaikan apa yang akan dibicarakan dan cara menyampaikan undangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun