Kemudian turunan ke turunan dari pasangan tersebut tetap menghormati klan Salukh sebagai peut uf bon uf. Peut adalah metatesis dari petu yang berarti betung, bon berasal dari bonak yang berarti pandan dan uf berarti pohon.
Secara leksikal, peut of bon uf berarti pohon betung dan pohon pandan. Sedangkan makna gramatikalnya adalah bapak pohon atau asal-usul keturunan. Betung dan pandan diistilahkan kepada bapak pohon karena betung dan pandan adalah tumbuhan berumpun. Artinya klan yang disebut sebagai bapak pohon memiliki banyak keturunan di dalam kampung.
Nah, kua tuaf bukan hanya dihormati sebagai tuan kampung tetapi sebagai atoin amaf dan peut uf bon uf. Pada zaman pemerintahan Swapraja, kua tuaf diberi kedudukan sebagai temukung (tamuku) yang setara dengan kepala desa. Tetapi setelah memasuki desa gaya baru, temukung tidak lagi digunakan karena dianggap akan menerapkan sistem pemerintahan feodal.
Meski demikian, gelar atoin amaf dan peut uf bon uf yang masih melekat membuat kedudukan kua tuaf masih kuat dan layak dihormati di zaman ini. Kua tuaf masih memegang kendali dalam pembangunan desa atau kampung.Â
Garis keturunan mereka adalah salah satu stakeholder yang saat ini dirangkul oleh para LSM yang sedang militan dalam pembangunan desa.
Kua tuaf memiliki power dalam setiap keputusan-keputusan yang masih bersifat budaya. Kua tuaf bisa menjadi ancaman jika dalam setiap kebijakan atau keputusan yang bersifat budaya masih mengabaikan peran kua tuaf.
Salam!!!
Timor Tengah Selatan, 17 Januari 2021
Neno Anderias Salukh
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H