Mohon tunggu...
Neno Anderias Salukh
Neno Anderias Salukh Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pegiat Budaya | Pekerja Sosial | Pengawas Pemilu

Orang biasa yang menulis hal-hal biasa

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Rem Darurat Anies, Bukti Kegagalan New Normal?

11 September 2020   08:52 Diperbarui: 11 September 2020   08:40 294
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anies Baswedan pada saat mengumumkan kembalinya PSBB (Dokumen Pemprov DKI Jakarta via kompas.com)

Merespon hal tersebut, Pemprov DKI Jakarta menarik rem darurat dengan menerapkan kembali PSBB Total seperti awal pandemi. Data dan kebijakan Pemprov DKI sebagai bukti bahwa PSBB Transisi gagal total dalam upaya penanganan Covid-19.

Berdasarkan hal tersebut, apakah era new normal yang diterapkan pemerintah akan berhasil?

Juni 2020 lalu, media melaporkan kegagalan penerapan new normal di sejumlah negara yaitu Iran, Meksiko, Pakistan dan India.

Secara khusus di Iran yang melakukan pelonggaran pembatasan sosial sejak 11 April 2020, mengalami peningkatan jumlah kasus harian pada tiga minggu berikutnya setelah pelonggaran diberlakukan.

Kondisi ini kurang lebih sama dengan melonjaknya kasus harian di DKI Jakarta pada empat minggu sejak mulai diberlakukan PSBB transisi.

Direktur Eksekutif Center for Clinical Epidemiology & Evidence-Based Medicine FKUI-RSCM, Tifauzia Tyassuma mengatakan bahwa tidak ada satupun negara yang berhasil menerapkan new normal tanpa menyelesaikan masalah kesehatan terlebih dahulu seperti negara-negara yang disebutkan sebelumnya.

"Negara-negara yang telah menerapkan new normal itu semua gagal. Sebut saja mana negara yang menerapkan new normal dan berhasil? Nggak ada satupun. Kalau kita bilang Vietnam, dari awal mereka melakukan langkah intervensi kesehatan mereka luar biasa bagus. Karena itu jumlah mortalitas mereka sangat kecil. Kenapa? Karena dari awal intervensi mereka tepat. Begitu juga dengan Malaysia," kata Tifauzia kepada kumparan.

Sementara Presiden Joko Widodo mengumumkan penerapan kebijakan new normal di Indonesia pada 15 Mei lalu. Penerapan tersebut di saat kurva pandemi di Indonesia belum menunjukkan tanda penurunan sejak April 2020.

Sementara cakupan tes Covid-19 dengan menggunakan apus tenggorokan di Indonesia juga tergolong rendah sedunia. Proporsi tes di Indonesia jauh lebih rendah dibanding negara-negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia. Juga, jumlah infeksi Covid-19 Indonesia juga tergolong yang tertinggi di dunia.

Kembalinya PSBB di Jakarta menunjukkan bahwa Indonesia menerapkan era new normal pada saat masalah kesehatan belum diselesaikan. Oleh karena itu, kita jangan kaget jika era new normal di Indonesia akan gagal dan kebijakan darurat militer akan diterapkan.

Salam!!!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun