Pertama, asonansi /u/
Contoh:
Neno ahunut fai ahunut yang berarti 'hari kemarin malam kemarin'. Ini menggambarkan tentang peristiwa-peristiwa yang pernah terjadi di masa lampau. Perimbangan bunyi pada kalimat tersebut terletak pada kata ahunut yang menciptakan asonansi /u/.
Kedua, asonansi /a/
Contoh:
Fef bela han bela yang berarti 'mulut tersimpan suara tersimpan'. Ini menggambarkan tentang sebuah janji yang pernah diucapkan. Perimbangan bunyi pada kalimat tersebut terletak pada kata bela yang menciptakan asonansi /a/.
Ketiga, asonansi /n/ dan /o/
Contoh:
Sanmus Oebo Sna'em Oekolo. Ini adalah penggabungan empat nama tempat di Desa Oebo, Kecamatan Kuanfatu. Penggabungan empat nama tempat dalam sebuah wilayah merupakan sebuah kesatuan sektoral berdasarkan hukum adat masyarakat Dawan. Penggabungan empat nama ini biasanya disebut 'bonif pah' yang mengandung majas asonansi.
Keempat, asonansi /n/ dan /u/
Contoh: