Mantan menteri BUMN Dahlan Iskan menyebut Luhut sebagai salah satu sosok penting dalam kepemimpinan Jokowi. Menurutnya, Luhut bisa jadi bumper untuk berbagai tekanan dari perorangan maupun politisi termasuk dari parlemen.
 "Memang Luhut Panjaitan masih terlihat dominan. Jabatan lamanya tetap: Menko Kemaritiman. Membawahi ESDM dan kelautan. Bahkan ditambah bidang investasi. Tapi --dari kacamata presiden-- itu pilihan yang tepat. Luhut bisa jadi bumper untuk berbagai tekanan. Dari perorangan maupun politisi. Termasuk dari parlemen," kata Dahlan seperti dikutip detikcom dari laman pribadinya disway.id, Kamis (24/10/2019).
Denny Siregar, seorang Influencer yang seringkali disebut Buzer Jokowi mengatakan bahwa Tak Ada Jokowi kalau Tak Ada Luhut. Luhut adalah seorang yang benar-benar loyal kepada pemimpinnya. Jika Dahlan Iskan menyebutnya sebagai bumper, Denny Siregar menyebutnya sebagai "buldozer" Jokowi, yang mengamankannya dari ganasnya politik nasional yang penuh dengan T-Rex dan dinosaurus kejam lainnya, mulai dari militer, konglomerat mafia sampai politikus durjana.
Semua itu karena Luhut merupakan salah satu sosok yang memiliki jaringan dan pengaruh politik yang sangat luas. Salah satu hal menarik yang perlu dicermati adalah panasnya politik Pasca Pilpres yang terancam oleh People Power tetapi semuanya berlalu setelah Prabowo memutuskan berekonsiliasi dengan Jokowi. Siapa di balik skenario ini? Luhut juga memiliki peran penting dalam urusan penurunan intensitas politik ini.
Hari ini, meskipun Luhut memiliki peran sentral dalam pemerintahan Jokowi, kita harus mengakui bahwa Luhut mendapatkan rating yang buruk dari masyarakat. Berawal dari peran Luhut yang berada di mana-mana kemudian dijuluki Lord Luhut dan The Real President membuat citranya semakin buruk di mata publik.
Februari lalu, Indobarometer menerbitkan hasil survei kinerja para menteri Jokowi. Berdasarkan hasil tersebut, menteri yang berkinerja paling buruk adalah Menteri Koordinator Maritim dan Investasi (Menko Marves) Luhut Pandjaitan dengan persentase 0,9 persen.
Dua bulan kemudian, tepatnya 26 April 2020, Institute for Development of Economics and Finance (Indef)-Datalyst Center memaparkan hasil riset big data kebijakan COVID-19. Hasilnya, Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Pandjaitan, Menkum HAM Yasonna Laoly, serta Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto mendapat banyak sentimen negatif dari warganet.
Hasil survei terbaru dari Lembaga Arus Survei Indonesia (ASI) yang dirilis 19 Juni kemarin juga menampilkan hasil serupa dengan dua survei pertama. Menko Luhut dan rekannya Fachrul Razi serta bawahannya Edy Prabowo menempati urutan terakhir dengan dalam hal kinerja. Artinya kinerja mereka selama ini tidak memuaskan publik.
Oleh karena itu, apakah Jokowi akan berani me-reshuffle Menteri Luhut yang merupakan bumpernya tetapi memiliki citra negatif di masyarakat?