Mohon tunggu...
Neno Anderias Salukh
Neno Anderias Salukh Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pegiat Budaya | Pekerja Sosial | Pengawas Pemilu

Orang biasa yang menulis hal-hal biasa

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tradisi Penamaan Suku Dawan (Timor)

28 April 2020   14:05 Diperbarui: 29 April 2020   09:07 871
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pemberian nama belakang selalu mengikuti klan ayah. Misalnya nama penulis yang meskipun mengikuti nama opa dari Klan Neolaka, penulis tetap menggunakan Salukh (klan ayah) sebagai nama belakang.

Biasanya setiap klan memiliki sapaan atau nama lain. Misalnya Salukh memiliki nama lain seperti Soy atau Nila, kadang-kadang disebut sekaligus, Soy-Nila. Semua klan memiliki term sapaan seperti Soy-Nila.

Berdasarkan tata bahasa Dawan (Uab Meto) dan tradisi, term Soy-Nila sama dengan term Feto-Mone yang pernah saya jelaskan dalam artikel Mengulas Status Perempuan sebagai Ibu bagi Kehidupan Suku Dawan (Timor) bahwa ada satu kesatuan yang tidak bisa hadir tanpa yang lain.

Berbicara mengenai tradisi dan adat istiadat menggunakan term seperti ini akan memiliki nilai estetika tersendiri ketika didengar. Namun, umumnya dalam komunikasi setiap hari, term tersebut tidak digunakan dan hanya digunakan dalam hal-hal tertentu atau dalam upacara-upacara adat.

Meskipun sapaan selalu digunakan untuk memanggil laki-laki dan perempuan, dalam banyak kasus, sapaan selalu digunakan untuk perempuan sementara nama asli klan digunakan untuk menyebut laki-laki.

Perlu diketahui, dalam tradisi Suku Dawan, penyebutan klan dalam memanggil atau menyebut seseorang lebih sopan daripada memanggil atau menyebut nama depannya. Misalnya orang-orang lebih memilih memanggil saya dengan menyebut Klan Salukh daripada nama saya dan saudara-saudara perempuan saya dipanggil dengan menyebut sapaan klan.

Oleh karena sapaan klan yang identik dengan perempuan, di beberapa daerah yang pernah dikunjungi penulis seperti Miomaffo, nama belakang perempuan tidak mengikuti nama asli klan tetapi mengikuti sapaan.

Dalam penulisan data kependudukan dan dokumen-dokumen yang lain, nama belakang laki-laki menggunakan nama asli klan sedangkan nama belakang perempuan menggunakan sapaan. 

Sedangkan di beberapa daerah yang lain seperti Amanuban, Amanatun, Amarasi, Amfoang dan beberapa daerah lainnya, nama belakang laki-laki maupun perempuan menggunakan nama asli klan dalam penulisan data kependudukan dan lain sebagainya.

Inilah tradisi penamaan dalam masyarakat Suku Dawan di Pulau Timor, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).

Salam!!!

Timor Tengah Selatan, 28 April 2020
Neno Anderias Salukh

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun