Mohon tunggu...
Neno Anderias Salukh
Neno Anderias Salukh Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pegiat Budaya | Pekerja Sosial | Pengawas Pemilu

Orang biasa yang menulis hal-hal biasa

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Jokowi Memainkan "Kapten Tito"

14 April 2020   09:17 Diperbarui: 14 April 2020   09:25 5340
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Baru-baru ini salah satu organisasi PBB, Food and Agriculture Organization (FAO) memperingatkan pandemi Covid-19 yang memaksa beberapa negara melakukan pembatasan penerbangan dapat memicu krisis pangan secara global. 

Indonesia disebut sebagai salah satu negara yang rentan terhadap krisis tersebut karena mata uang rupiah semakin melemah sementara sebagian besar komoditas berdenominasi dolar AS di pasar internasional.

Untuk mengantisipasi hal tersebut, Presiden Joko Widodo memberikan pesan khusus kepada Menteri Dalam Negeri Jenderal Polisi (Purn) Muhammad Tito Karnavian untuk mengingatkan para kepala daerah baik gubernur maupun bupati untuk menjaga kestabilan ketersediaan pangan.

Taktik yang perlu dilakukan oleh para kepala daerah adalah taktik yang dapat mencegah kelangkaan bahan makanan pokok dan menjaga harga barang khususnya makanan agar tetap terjangkau. Hal ini dapat menolong masyarakat selama masa bertahan menghadapi Covid-19.

"Perlu saya ingatkan lagi, mungkin ini pak menteri dalam negeri, agar menjaga gubernur, bupati, wali kota, diingatkan untuk menjaga ketersediaan bahan pokok, sehingga kita bisa memastikan tidak terjadi kelangkaan bahan pokok dan harga yang masih terjangkau," kata Jokowi.

Upaya melawan ancaman Covid-19 tidak jauh berbeda dengan pertandingan sepakbola. Pelatih harus mampu manajemen skuat agar dapat bertahan dan mampu membendung segala arus serangan lawan.

Kalau pun kebobolan, tim harus tetap menjaga mental dan bangkit menyerang untuk memenangkan pertandingan atau setidaknya menyamakan kedudukan di papan skor.

Tentunya, untuk memainkan sebuah tim yang solid, Jokowi sebagai pelatih memainkan Tito Karnavian sebagai kapten tim yang mengatur, menenangkan, dan menjadi perpanjangan tangan atau lidah pelatih bagi pemain lainnya.

Pilihan Jokowi sejatinya tepat karena hal tersebut merupakan tugas Tito Karnavian sebagai Mendagri tetapi ditengah ancaman Covid-19 yang memaksa beberapa kepala daerah sedikit membangkang, membutuhkan sosok yang lebih tegas, kuat dan tentunya memiliki jiwa karismatik yang bisa didengar oleh semua kepala daerah.

Luhut Panjaitan sejatinya adalah sosok yang lebih tepat dalam urusan ini. Kiprah Luhut yang tak tergantikan sejak zaman orde baru menunjukkan pengaruh dan otoritas Luhut tak dapat dipandang sebelah mata di negeri ini.

Akan tetapi, Jokowi lebih memilih Tito Karnavian mengingat Luhut sedang dalam pusaran kontroversi "Lord Luhut" dan kebijakan ojek online di Jakarta yang membingungkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun