Selama menjadi Walikota, Durtete dikenal sebagai sosok yang menyeramkan dalam upaya penanganan kasus-kasus kriminal. Menurut kebanyakan orang, Durtete melakukan hal tersebut secara brutal dan tidak manusiawi.
Akan tetapi, watak dan gaya kepemimpinan inilah yang mengantarkannya memenangkan pemilihan presiden Filipina. Selama masa kampanye, ia berjanji akan membunuh puluhan ribu penjahat dan berjanji akan menghapus segala jenis kejahatan di Filipina dalam waktu enam bulan.
Setelah ditetapkan sebagai presiden Filipina, Durtete mendeklariskan Perang Narkoba Filipina. Selama upaya pemberantasan narkoba di Filipina dari Mei 2016 hingga Januari 2017, terdapat lebih dari 7.000 orang mati ditembak polisi karena terlibat dalam pengedaran dan penggunaan narkoba.
Akibatnya, surat kabar Prancis Libration menyebut Duterte sebagai "presiden pembunuh berantai", berkaitan dengan serentetan pembunuhan terkait narkoba di Filipina meskipun sempat diprotes oleh aliansi masyarakat Filipina di Perancis.
Durtete juga mendapat kecaman keras dari para pakar HAM PBB bahwa kebijakan Durtete adalah pelanggaran HAM berat karena melakukan pembunuhan besar-besaran diluar hukum.
Akan tetapi, kecaman dari PBB hanya membuat kepolisian Filipina berhenti mengeluarkan data pembunuhan, tetapi kebijakan tetap berjalan sesuai dengan instruksi presiden.
Pasalnya, Durtete tetap bersikeras untuk mempertahankan kebijakannya dengan mengancam akan keluar dari PBB dan membentuk organisasi serupa bersama rival Amerika Serikat yaitu Rusia, China dan negara-negara lain di benua Afrika.
Terlepas dari kontroversinya, Durtete disebut sebagai "pelindung" dan "penyelamat" di kota kelahirannya Kota Davao. Lalu apakah Durtete akan menyelamatkan Filipina dari ancaman Covid-19? Tentunya sangat bisa jika semua kebijakannya berjalan dengan baik tanpa ada perlawanan dari masyarakat.
Salam!!!
Â