Untuk mengisi waktu luang, bersama beberapa teman saya, selain membeli minyak telon untuk menggosok ke anggota tubuh anak-anak usia sekolah yang hari-hari bermain di sekitar tempat tinggal kami yang juga sarang nyamuk (maklum letak rumah kami tidak jauh dari hutan), kami juga membagi beberapa bungkus autan kepada orang tua untuk menggosok ke wajah anak-anaknya pada malam hari.
Tujuan kami setidaknya melindungi mereka dari gigitan nyamuk penyebab DBD pada pukul 09-10 am dan nyamuk penyebab malaria pada malam hari (koreksi kalau saya salah).
Sebelum kami membeli bahan-bahan tersebut terjadi perdebatan antara saya dan teman-teman saya tentang hal ini, pemberian ini seolah-olah kami memanjakan mereka untuk bergantung kepada kami dan mereka tidak akan berusaha.
Program ini hampir saja tidak terealisasi karena beberapa warga kampung bercerita bahwa banyak masyarakat yang menjual kelambu (pelindung tempat tidur dari nyamuk) yang dibagikan secara gratis oleh pihak kesehatan.
Akan tetapi, setelah berpikir tujuh keliling kami melakukan semampu apa yang kami lakukan dengan batasan pemahaman bahwa kami bukan 'hero' yang bisa menyediakan segala sesuatu dengan memberikan edukasi tentang penggunaan bahan-bahan tersebut bisa didapatkan di beberapa tempat dengan harga terjangkau. Mengapa harus digunakan? Seberapa besar pengaruhnya dan sebagainya.
Sambil menjelaskan tentang pentingnya menerapkan pola hidup sehat agar terhindar dari ancaman DBD yang merupakan salah satu masalah serius di NTT. Juga tak kalah penting, kami terus berjuang merubah pola pikir mereka tentang penanganan berbagai macam penyakit yang kerap kali tidak mengandalkan Puskesmas dan Rumah Sakit.
Di sela-sela itu, kami juga memberitahukan kepada mereka bahwa terdapat sebuah virus yang menyerang ternak babi dan cukup berbahaya bagi kesehatan manusia sehingga untuk sementara waktu, konsumsi daging ternak yang rentan terhadap penyakit tersebut dihentikan untuk sementara waktu.
Disamping itu, ancaman Covid-19 ini juga memaksa kami meninggalkan zona nyaman kami yang kadang kala lalai atau lupa mencuci tangan sebelum makan. Ini juga penting dalam mengedukasi masyarakat tentang pentingnya mencuci tangan, setidaknya apa yang kami bicarakan merupakan hal yang kami buat.
Jujur, mungkin kami adalah orang yang paling update tentang Covid-19 sehingga kami merasa bahwa mencuci tangan adalah kebiasaan yang harus dilakukan secara rutin oleh semua orang saat ini tanpa terkecuali sedangkan masyarakat yang sulit mengakses informasi menganggap hal tersebut tidak terlalu penting.
Kami memaklumi hal tersebut karena latar belakang pendidikan dan kondisi daerah geografis yang mendukung mereka hidup dalam sebuah keterbatasan mengakses informasi sehingga kami bertindak sebagai jembatan informasi yang meski tidak efektif setidaknya memberikan kesadaran tentang ancaman Covid-19.
Ketika masyarakat di kota sudah gencar menjaga kebersihan dengan mencuci tangan secara terus menerus, di desa kami masih bergulat dengan kebiasaan tidak mencuci tangan. Kami hanya mampu memberikan penjelasan tetapi tidak mampu merubah mereka dalam sekejap.