Tentunya, angka 69,4 persen membuktikan bahwa mayoritas masyarakat Indonesia puas dengan kinerja pemerintah. Akan tetapi, jika dibandingkan dengan masa pemerintahan Jokowi-JK, angka tersebut menurun dari 77,2 persen. Artinya, pemerintah kehilangan 8 persen kepercayaan dalam jangka waktu 100 hari.
Tentunya, menurunnya kepercayaan publik terhadap kinerja pemerintah dipengaruhi oleh banyak faktor. Misalnya, penegakan hukum, pemberantasan korupsi dan beberapa hal lainnya. Akan tetapi, tidak dapat dipungkiri jika kinerja para menterinya berpengaruh pada kepuasan publik.
Oleh karena itu, ditengah menurunnya kepercayaan publik terhadap pemerintahan Jokowi. Para menteri dalam Kabinet Indonesia Maju harusnya unjuk gigi dalam mengimplementasikan program-program Jokowi.
Jokowi harusnya peka dengan kondisi ini. Resufle kabinet adalah salah satu kesempatan emas bagi pemerintahan Jokowi-Ma'ruf untuk menyegarkan kinerja pemerintah, menggeser orang-orang yang tidak bekerja dengan efektif dan menaikkan kembali kepercayaan publik.
Menteri dari kalangan profesional harus diperbanyak. Jika boleh kabinet Zaken yang selama ini dirindukan publik sehingga kinerja dari para menteri anggota kabinet benar-benar maksimal.
Tidak salah. Dalam waktu 100 hari ini, Jokowi melakukan reshuffle kabinet dengan memperbanyak menteri dari kalangan profesional. Demi kepentingan bangsa dan negara, hal tersebut harus dilakukan.
Salam!!!
Neno Anderias Salukh
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H