Mohon tunggu...
Neno Anderias Salukh
Neno Anderias Salukh Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pegiat Budaya | Pekerja Sosial | Pengawas Pemilu

Orang biasa yang menulis hal-hal biasa

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Lokasi Terisolasi, Tempat Paling Nyaman bagi Suku Dawan (Timor)

7 Februari 2020   06:49 Diperbarui: 14 Februari 2020   16:10 1152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bekas istana Kerajaan Amanuban di Tunbes | Dokumen Sartje Nubatonis

Kami mencoba mengelilingi sebagian lereng gunung dengan mengikuti arus sungai dan mengamati daerah-daerah sekitarnya. Rupanya, beberapa bagian yang kami lihat dipenuhi dengan jurang (tebing) dan hutan yang membuat Tunbes sangat susah digapai.

Orang tua saya bercerita bahwa selain memilih kampung di gunung atau tempat ketinggian lainya yang susah digapai,
pada zaman dahulu setiap kampung memiliki pagar.

Ada yang menggunakan pagar batu dan ada juga yang menggunakan pagar hidup. Tergantung bahan yang tersedia di tempat tersebut. Kampung yang memiliki batu yang cukup banyak, mereka membuat pagar dengan batu. 

Sedangkan yang tidak memiliki batu, mereka menanam pohon-pohon semak (berduri) mengelilingi kampung. Di kampung saya, menggunakan batu dan pohon-pohon semak sekaligus.

Pintu yang digunakan cukup satu, diletakkan tepat dengan arah yang paling mudah di akses. Sebelum Oma saya meninggal dunia, ia pernah bercerita bahwa pemilihan pohon semak yang akan menjadi pagar pun harus diperhatikan. Mereka lebih memilih pohon yang susah ditembus peluru.

Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa pemilihan tempat tinggal Suku Dawan di ketinggian seperti yang saya ceritakan di atas adalah agar sulit dijangkau oleh orang-orang tertentu (yang tidak berkepentingan). 

Selain itu, penambahan pagar adalah bentuk pelindungan diri bagi masyarakat Suku Dawan (Timor) dalam mengantisipasi datanganya serangan tak terduga dari musuh-musuhnya.

Berdasarkan cerita, hal yang paling unik adalah tidak ada kemungkinan maling dari luar. Jika ada sesuatu yang hilang maka pencurinya adalah orang dalam kampung sehingga mudah ditangkap.

Pada saat munculnya Desa Gaya Baru, semua orang diwajibkan meninggalkan kampung tua yang susah diakses ini dengan menempati tempat-tempat yang mudah dijangkau dan mudah dilakukan pembangunan infrastruktur berupa jalan. Meski demikian, beberapa orang masih memilih tinggal di kampung tua hingga saat ini.

Salam!!!

Kupang, 07 Februari 2020
Neno Anderias Salukh

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun