Kebanyakan bunu digunakan untuk melindungi tanaman perkebunan yang hasilnya dapat dimakan misalnya kelapa, siri atau pinang. Ketika seseorang mengambilnya dan makan maka ia siap untuk menderita.
Bahkan, pemilik yang memasang bunu juga tidak diperkenankan untuk bertindak sesuka hati dalam mengambilkan karena bisa saja pemilik menjadi korban.
Setiap orang yang memasang bunu pada tanaman-tanamannya pasti tahu melakukan pendinginan. Jika tidak, ia pun tidak bisa menikmati hasil tanamannya.
Jika terdapat pencuri yang sakit karena bunu, ia harus mencari pemilik tanaman, mengaku kesalahannya untuk menjalani proses pendinginan agar bisa sembuh.
Sihir bunu juga disebut sebagai racun. Sihirnya hanya menyerang orang yang konsumsi. Jika pencurinya tidak mengkonsumsinya maka ia akan lolos dari bahaya bunu.
Oleh karena itu, di Timor seringkali saya temui orang-orang baik yang sakit karena bunu. Ia mengkonsumsi hasil curian yang dilindungi dengan bunu.
Bunu yang identik dengan dedaunan akhirnya membuat masyarakat Dawan selalu menggunakan daun untuk melindungi barang-barangnya yang dapat disimpan di pinggiran jalan.
Selain itu, daun-daun tersebut sebagai tanda bahwa barang tersebut sengaja disimpan oleh pemiliknya bukan dilupakan atau jatuh tanpa sepengetahuan pemilik.
Soho
Soho merupakan salah satu cara melindungi hasil tanaman. Terbuat dari lidi dari pohon enau yang sudah tua dan berwarna hitam. Lidi dibuat runcing sebanyak mungkin lalu ditancapkan di sekitar tanaman secara acak.
Kemudian ditutup menggunakan dedaunan yang ada disekitar tanaman agar tidak dicurigai oleh pencuri. Jika ada yang hendak mencuri diharapkan terjebak atau lidi-lidi tersebut menghabisi kakinya.