Penelitian terbaru akan menjadikan minyak kelapa sebagai avtur yang akan menjadi terobosan baru yang dilakukan oleh Indonesia.
Avtur (Aviation Turbine Fuel/ Aviation Kerosene) yang selama ini digunakan oleh pesawat terbang terbuat dari Kerosene (minyak tanah). Avtur dikenal dengan sebutan yang berbeda-beda, avtur untuk sipil biasanya disebut dengan nama Jet A-1, Jet A dan Jet B. Jet B yang terbuat dari campuran gasoline dan kerosene memiliki freezing point paling rendah yaitu -47C yang dapat digunakan oleh pesawat dengan ketinggian penerbangan yang sangat tinggi.
Jet A-1 paling banyak digunakan oleh pesawat-pesawat komersil di Indonesia seperti Garuda, Lion, Citilink, dan lain sebagainya. Dengan freezing point -47C, pesawat bisa menjelajah angkasa dengan ketinggian 3000 hingga 4000 kaki. Sedangkan Jet A digunakan untuk pesawat-pesawat latihan yang hanya terbang pada ketinggian 1000 kaki dan Jet B untuk kawasan-kawasan ekstrem seperti Eropa dan Amerika Utara.
Terlepas dari belum rampungnya penelitian tersebut, Avtur dari minyak kelapa akan memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap perkembangan perekonomian Indonesia.
Data dari Directorate General of Estate, sepanjang tahun 2015-2019 tercatat semua provinsi di Indonesia menghasilkan kelapa kecuali DKI Jakarta (data tidak tersedia).
Dilansir dari katadata.com, pada tahun 2016, produksi kelapa Indonesia mencapai 18,3 juta ton atau yang tertinggi di dunia. Disusul oleh Filipina dengan produksi 15,4 juta yon dan India 11,9 juta ton.
Karena kelapa merupakan salah satu komoditas yang hampir dimiliki oleh semua masyarakat Indonesia terutama petani-petani kecil di kawasan pedesaan. Dibandingkan dengan kelapa sawit yang kepemilikannya didominasi oleh para kapitalis.
Pendapatan ekonomi masyarakat kecil yang berada di pedesaan akan meningkat jika kelapa berhasil dijadikan sebagai avtur untuk bahan bakar pesawat-pesawat komersil di Indonesia
Data Direktorat jenderal Perhubungan Udara menunjukkan bahwa jumlah pesawat terbang yang bersertifikat AOC 121 dan AOC 135 di Indonesia berjumlah 891 pada 2017. Jika kebutuhan artuv sebesar 3000 liter sekali terbang maka kebutuhan artuv 2.451.000 Liter per sekali terbang.Â
Tentunya, kebutuhan artuv sangat besar sehingga akan menolong para petani kelapa di Indonesia. Mari Kita menunggu.