Penelitian untuk menjadikan minyak kelapa (kopra) sebagai bahan bakar pesawat (avtur) hampir rampung. Hal tersebut disampaikan oleh Jokowi melalui pidatonya pada saat acara Hari Ulang Tahun Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) ke-47.
Minyak kelapa memiliki kekentalan 50-60 centi stokes jauh di atas solar yang hanya memiliki 5 centi stokes sehingga minyak kelapa dapat dijadikan sebagai bahan bakar. Di Institut Pertanian Bogor, dengan memanfaatkan suhu knalpot, kekentalan minyak kelapa diubah menjadi sama dengan kekentalan solar.
Minyak kelapa dapat dijadikan sebagai biodiesel, bahan bakar yang memiliki sifat pembakaran yang mirip dengan solar. Biodiesel merupakan salah satu bahan bakar dengan permintaan yang semakin meningkat di kawasan Eropa dan Amerika Serikat.
Dilansir dari jurnal Minyak Kelapa Sebagai Bahan Bakar Nabati untuk Kawasan Pesisir, Pengolahan Biodiesel Minyak kelapa (Coco-Biodiesel)Â yang dikembangkan oleh ITB menghasilkan 100 liter per hari.
Hasil uji coba telah dilakukan pada mesin genset untuk B30 (Biodiesel 30% dan Solar 70%), dan Handtraktor dan Mobil B20 (Biodiesel 20% dan Solar 80%). Bahkan bisa digunakan untuk semua mesin diesel dengan biodiesel 70% hingga 100%.
Pada tahun 2006, Kepulauan Marshall tercatat sebagai satu-satunya negara di kawasan Samudera Pasifik yang berhasil mencatat 40% kendaraan bermotornya menggunakan biodiesel dari minyak kelapa.
Kini, Vanuatu, menjadi salah satu negara yang sudah membuktikan minyak kelapa sebagai bahan bakar. Minyak kelapa digunakan sebagai bahan bakar untuk kendaraan-kendaraan bermesin diesel.
Tony Deamer, pengusaha bahan bakar biodiesel dari Vanuatu telah membuktikan kelebihan minyak kelapa sebagai bahan bakar. Selain ramah lingkungan, kendaraan lebih bertenaga dibanding dengan bahan bakar lainnya.
Didukung oleh Novrianto Hengky dalam jurnalnya Minyak Kelapa Sebagai Bahan Bakar Nabati untuk Kawasan Pesisir bahwa biodiesel dari minyak kelapa memiliki perbedaan yang signifikan dengan biodiesel dari minyak nabati lain ataupun hewan. Minyak kelapa disebut mengandung asam lemak rantai medium (C8-C14) yang cukup tinggi, sehingga memberikan performa yang lebih baik jika digunakan sebagai bahan bakar mesin diesel.
Disisi lain, penelitian membuktikan bahwa bilangan cetane atau Cetane Number(CN) pada minyak kelapa lebih tinggi dari berbagai macam jenis bahan bakar di Indonesia. Solar memiliki CN sebesar 48, sementara Dexlite dan Pertamina Dex masing-masing ada di angka 51 dan 53. Sementara CN minyak kelapa 61,8. Kelapa sawit pun kalah karena hanya memiliki CN sebesar 58,5. Semakin tinggi bilangan cetane maka pembakaran lebih sempurna dan kinerja mesin akan lebih efisien.
Penelitian terbaru akan menjadikan minyak kelapa sebagai avtur yang akan menjadi terobosan baru yang dilakukan oleh Indonesia.
Avtur (Aviation Turbine Fuel/ Aviation Kerosene) yang selama ini digunakan oleh pesawat terbang terbuat dari Kerosene (minyak tanah). Avtur dikenal dengan sebutan yang berbeda-beda, avtur untuk sipil biasanya disebut dengan nama Jet A-1, Jet A dan Jet B. Jet B yang terbuat dari campuran gasoline dan kerosene memiliki freezing point paling rendah yaitu -47C yang dapat digunakan oleh pesawat dengan ketinggian penerbangan yang sangat tinggi.
Jet A-1 paling banyak digunakan oleh pesawat-pesawat komersil di Indonesia seperti Garuda, Lion, Citilink, dan lain sebagainya. Dengan freezing point -47C, pesawat bisa menjelajah angkasa dengan ketinggian 3000 hingga 4000 kaki. Sedangkan Jet A digunakan untuk pesawat-pesawat latihan yang hanya terbang pada ketinggian 1000 kaki dan Jet B untuk kawasan-kawasan ekstrem seperti Eropa dan Amerika Utara.
Terlepas dari belum rampungnya penelitian tersebut, Avtur dari minyak kelapa akan memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap perkembangan perekonomian Indonesia.
Data dari Directorate General of Estate, sepanjang tahun 2015-2019 tercatat semua provinsi di Indonesia menghasilkan kelapa kecuali DKI Jakarta (data tidak tersedia).
Dilansir dari katadata.com, pada tahun 2016, produksi kelapa Indonesia mencapai 18,3 juta ton atau yang tertinggi di dunia. Disusul oleh Filipina dengan produksi 15,4 juta yon dan India 11,9 juta ton.
Karena kelapa merupakan salah satu komoditas yang hampir dimiliki oleh semua masyarakat Indonesia terutama petani-petani kecil di kawasan pedesaan. Dibandingkan dengan kelapa sawit yang kepemilikannya didominasi oleh para kapitalis.
Pendapatan ekonomi masyarakat kecil yang berada di pedesaan akan meningkat jika kelapa berhasil dijadikan sebagai avtur untuk bahan bakar pesawat-pesawat komersil di Indonesia
Data Direktorat jenderal Perhubungan Udara menunjukkan bahwa jumlah pesawat terbang yang bersertifikat AOC 121 dan AOC 135 di Indonesia berjumlah 891 pada 2017. Jika kebutuhan artuv sebesar 3000 liter sekali terbang maka kebutuhan artuv 2.451.000 Liter per sekali terbang.Â
Tentunya, kebutuhan artuv sangat besar sehingga akan menolong para petani kelapa di Indonesia. Mari Kita menunggu.
Salam!!!
Referensi: Satu, Dua, Tiga, Empat, Lima,
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H