Dibawah kepemimpinan Qassem Soleimani, Pasukan Quds yang juga di duga sebagai salah satu sayap militer terkuat yang mendukung ISIS tak terhentikan. Negosiasi pun tak kunjung usai.
Karena itu, Donald Trump geram dan membuat keputusan sepihak untuk membunuh kekuatan Pasukan Quds dengan menewaskan Qassem Soleimani.
Menurut penulis, protes Irak dan rencana pengusiran AS dari wilayah Irak dan Suriah akan menjadi momentum kebangkitan ISIS di wilayah tersebut. Pasalnya, melemahnya kekuatan ISIS dalam beberapa tahun terakhir tidak terlepas dari bantuan kekuatan AS.
Oleh karena itu, Donald Trump harus menyiapkan strategi yang lain untuk menghentikan pengusiran AS dari wilayah Irak jika tujuannya adalah untuk membunuh sel-sel tidur ISIS.
Akan tetapi, akan sangat sulit bagi Donald Trump menyiapkan strategi selain senjata jika akhirnya Iran memutuskan untuk menghancurkan pasukan-pasukan AS. Karena saat ini sangat sulit jika negosiasi dipakai sebagai langkah terakhir untuk mendamaikan Iran dan AS.Â
Apakah ketegangan ini terbatas pada serangan-serangan biasa ataukan akan memicu world war III dan kebangkitan ISIS?
Mari kita menyimak!!!
Referensi: Satu;
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H