Kedua, Pasukan Quds memiliki sejarah panjang dalam mendukung kegiatan militer, paramiliter, dan teroris Hizballah dengan memberikan bimbingan, pendanaan, senjata, intelijen, dan dukungan logistik.
Ketiga, Pasukan Quds memberikan dukungan mematikan dalam bentuk senjata, pelatihan, pendanaan, dan panduan untuk memilih kelompok-kelompok militan Syiah Irak seperti ISIS untuk membunuh koalisi dan pasukan Irak serta warga sipil Irak yang tidak bersalah.
Kecurigaan inilah yang terus membuat AS terus mengintai keberadaan Pasukan Quds. Rupanya, kekuatan pasukan khusus dibawah kepemimpinan Qassem Soleimani tidak dapat dipandang sebelah mata. Intervensi militer dengan penanaman ideologi dan strategi diplomasi yang keras kepala identik dengan kepemimpinan Qassem Soleimani.
Selain itu, ia memiliki pengaruh politik dan militer di Irak melalui partai politik Syiah dan Kurdi, yang memberontak terhadap Saddam Hussein pada Pemberontakan Irak 1991.
Dexter Filkins dalam Artikelnya berjudul Komando Bayangan di The New Yorker menulis bahwa seorang mantan perwira CIA menyebut Qassem Soleimani, kepala Pasukan Quds Iran sebagai pemimpin paling berpengaruh di Timur Tengah saat ini. Hal tersebut terlihat dari operasi Quds yang disebut sebagai operasi paling kuat di Timur Tengah. Salah satu kalimat terkenalnya adalah "Beri aku satu brigade Basij, dan aku bisa menaklukkan seluruh negeri".
Oleh karena itu, menurut penulis, pembunuhan terhadap Qassem Soleimani adalah upaya AS untuk melemahkan Iran yang dinilai tidak mengalah dalam negosiasi.
Salam!!!
Referensi: Satu; Dua; Tiga; Empat; Lima; Enam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H