Anis Baswedan tidak menerima apa yang disampaikan oleh presiden Jokowi sebagai sebuah kebenaran. Ia mengatakan bahwa sampah yang disebut sebagai penyebab banjir Jakarta merupakan alasan yang tidak logis karena di beberapa titik banjir yang terjadi di beberapa wilayah dengan produksi sampah yang sangat sedikit dibandingkan dengan wilayah lainnya.
Anis pun menyebut Bandara Halim sebagai contoh. Halim yang disebut sebagai salah satu wilayah dengan produksi sampah yang minim di Jakarta sempat berhenti beroperasi karena banjir.
"Halim itu setahu saya enggak banyak sampah. Tapi, bandaranya kemarin tidak bisa berfungsi. apakah ada sampah di bandara? Rasanya tidak. Tapi, Bandara Halim kemarin tidak bisa digunakan," kata Anies di Kampung Pulo, Jatinegara, Jakarta Timur, Kamis (2/1).
Menurutnya penyebab banjir di beberapa wilayah terjadi karena cuaca ekstrem seperti yang juga diprediksi pihak BMKG. Volume air hujan yang sangat tinggi menjadi penyebab utama banjir saat ini.
***
Jakarta sebagai ibukota negara yang sedang sakit bukan lagi tanggung jawab gubernur DKI sendirian. Banjir adalah salah satu masalah yang sangat kompleks untuk ditangani sendirian. Banjir Jakarta seharusnya merupakan tanggungjawab bersama antara pemerintah provinsi dan pemerintah pusat bahkan semua pihak terkait.
Banjir Jakarta yang terus-menerus terjadi setidaknya menelan biaya myliaran bahkan triliunan rupiah. Sampai kapan negara hanya merogoh kocek untuk mengobati bukan untuk mencegah? Hal inilah yang seharusnya dipikirkan pemerintah.
Bagi penulis, perbedaan pendapat soal banjir Jakarta ini adalah bukti bahwa pemerintah belum menemukan solusi yang tepat untuk penanganan banjir Jakarta.Â
Bahkan, dapat dikatakan bahwa pemerintah tidak bersatu dalam penanganan banjir. Jejak digital tidak pernah berbohong jika saling menyalahkan adalah hal yang paling banyak dibicarakan ketika banjir menutupi Jakarta.
Penanganan banjir Jakarta yang sudah sangat kompleks memerlukan persatuan dan kerjasama yang baik. Harusnya berawal dari identifikasi masalah penyebab banjir, kemudian didiskusikan bersama untuk menemukan solusi yang tepat.
Bukan, identifikasi masalah secara individual kemudian dikemukakan ke publik dan saling menyalahkan. Lebih parahnya lagi, bantah membantah soal soal penyebab banjir, masing-masing mengklaim bahwa identifikasinya lebih benar dan sebagainya.