Mohon tunggu...
Neno Anderias Salukh
Neno Anderias Salukh Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pegiat Budaya | Pekerja Sosial | Pengawas Pemilu

Orang biasa yang menulis hal-hal biasa

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Inikah Alasan Erick Thohir Tidak Memilih Rudiantara Sebagai Dirut PLN?

23 Desember 2019   18:17 Diperbarui: 23 Desember 2019   18:17 562
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rudiantara | Kompas.com

Tidak sedikit orang yakin dan percaya bahwa tidak ada orang lain yang akan menggantikan Sofyan Basir sebagai Dirut PT PLN selain Rudiantara. Akan tetapi, Erick Thohir lebih memilih Zulkifli Zaini. Mengapa?

Saya cukup kaget ketika Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menunjuk Zulkifli Zaini sebagai Direktur Utama PT PLN (Persero) untuk menggantikan Sofyan Basyir yang dijadikan sebagai tersangka oleh KPK atas kasus suap PLTU Riau I. Padahal sebelumnya, nama Zulkifli Zaini tidak sekuat Mantan Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara yang digadang-gadang sebagai satu-satunya calon kuat Dirut PLN.

Memang beberapa hari yang lalu sempat beredar isu bahwa Rudiantara batal menjadi Dirut PLN. Akan tetapi, setelah media mengkonfirmasi dari Erick Thohir, ia menepis rumor tersebut. Bahkan, tidak ada celah dari kata-kata Erick Thohir yang menunjukkan kemungkinan Rudiantara tidak akan menjadi Dirut.

"Masa orang bagus (Rudiantara) didepak. Proses itu ada. Orang-orang bagus pasti akan kita rekrut," ujarnya saat ditemui di SPBU MT Haryono Jakarta, Senin (23/12)

Bukti bahwa Erick Thohir percaya dengan kemampuan Rudiantara untuk mengelola PLN. Disisi lain, ada pujian khusus kepada Rudiantara dari Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Panjaitan. Ia mengatakan bahwa Rudiantara merupakan orang yang baik dengan kemampuan bagus untuk memimpin PLN.

"Bagus, Dirut PLN orang bagus, Pak Rudiantara kan kita kenal baik, beliau orang baik. Saya kira PLN beruntung dapat orang seperti Pak Rudiantara," kata Luhut kepada CNNIndonesia di Hotel Shangri-La, Jakarta, Selasa (10/12).

Mantan Komisaris PT. Bukit Asam Tbk, Said Didu pun memuji mantan wakil direktur PLN ini. Ia mengatakan bahwa sebagai orang lama di PLN, Rudiantara cocok untuk jabatan direktur utama.

"Saya bilang (Rudiantara) cocok karena dia bekas Wakil Direktur Utama PLN," ujar Said saat ditemui seusai menjadi pembicara dalam diskusi bertajuk 'Pertamina Sumber Kekacauan' di Restoran Pulau Dua, Jakarta, Kamis, 19 Desember 2019.

Akan tetapi, semua di luar ekspektasi publik. Erick Thohir memilih Zulkifli Zaini untuk memimpin PT. PLN. Alasannya seperti biasa. Pak Zulkifli adalah orang yang memiliki akhlak baik.

"Baik Pak Amien maupun Pak Zulkifli memiliki rekam jejak yang sangat baik, siap berkeringat dan berakhlak. Sama dengan Dirut dan Komut BUMN lainnya. Saya akan intens bertemu secara reguler setiap bulan untuk memastikan berbagai rencana besar yang menjadi prioritas Pemerintah," kata Erick dalam keterangannya, Senin (23/12/2019).

Lalu mengapa Zulkifli Zaini yang terpilih? Bagi penulis, Erick Thohir menyiapkan Rudiantara untuk posisi yang lain. Memang Rudiantara memiliki pengalaman kerja sebagai wakil direktur PLN yang bisa dijadikan sebagai alasan untuk memimpin PLN dibandingkan dengan Zulkifli Zaini yang hanya berkiprah di dunia perbankan.

Akan tetapi bukan berarti Zulkifli Zaini tidak bisa memimpin PLN. Pasalnya ia pernah memegang jabatan yang sama di PT. Bank Mandiri ditambah dengan jabatan Komisaris Independen Bank Negara Indonesia.

Karena itu, bagi penulis, pilihan ini adalah pilihan yang tepat. Pasalnya, Rudiantara disiapkan untuk memimpin PT. Telkomsel.

Alasannya adalah PT. Telkomsel sedang vakum kepemimpinan. Ema Sri Martini sebagai direktur utama dipindahtugaskan ke PT. Pertamina sejak beberapa minggu yang lalu bersama Ahok sebagai komisaris utama.

Rudiantara memang cocok. Ia merupakan seorang profesional di bidang telekomunikasi. Ia pernah menjadi Chief Operating Officer PT Telekomindo Primabhakti sejak 1996. Bukan hanya itu, ia juga pernah menduduki beberapa jabatan eksekutif selama 11 tahun di Indosat dan Telkomsel hingga tahun 2006.

Pada tahun 2012 ia menerima dua jabatan. Komisaris Independen PT Indosat Tbk dan Komisaris Independen di PT Telekomunikasi Indonesia. Asosiasi Telepon Seluler Indonesia pun memilihnya sebagai Sekretaris Jenderal.

Terakhir kalinya ia menjabat sebagai Menteri Komunikasi dan Informatika pada kabinet kerja Jokowi selama satu periode. Menariknya, ia merupakan salah satu menteri dari kalangan profesional yang tidak diresufle oleh Jokowi selama periode 2014-2019.

Oleh karena itu, saya semakin yakin bahwa Rudiantara akan kembali ke Telkomsel. Jika bukan Dirut, komisaris utama akan menjadi pilihan terakhir Erick Thohir untuk Alumni Universitas Padjadjaran ini.

Mari kita menyimak!

Salam!!!

Referensi: Satu; Dua; Tiga; Empat; Lima; Enam; Tujuh; Delapan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun