"Maka dengan semangat rekonsiliasi yang kita sepakati bersama demi menjaga soliditas dan keutuhan Partai Golkar, maka saya pada sore ini menyatakan tidak meneruskan pencalonan sebagai kandidat Ketua Umun Partai Golkar periode 2019-2024,"Â kata Bamsoet.
Selain alasan tersebut di atas, Bamsoet memberikan alasan tambahan mengapa ia mundur dari bursa pencalonan. Ia mengatakan bahwa ada nasihat dari para elite politik Golkar yang ia pertimbangan.
Bagi penulis, keputusan Bamsoet mundur adalah keputusan yang sangat sulit. Jika sebelumnya Airlangga tidak mengusulkan Bamsoet untuk memimpin MPR maka mungkin sangat mustahil Bamsoet mundur dari persaingan perebutan ketua umum.
Inilah strategi Airlangga Hartarto yang patut diacungi jempol. Jika hati Bamsoet merujuk pada kekuasaan maka ia mampu menjinakkan hati Bamsoet dengan pemberian kursi kekuasaan MPR.
Lagi pula, setelah era Airlangga di Golkar dan era Bamsoet di MPR maka saya pikir Bamsoet akan mengambil alih kursi ketua umum Golkar. Saya yakin bahwa, inilah kata-kata harapan yang bisa diberikan oleh para elit Politik Golkar kepada Bamsoet sehingga akhirnya ia mengatakan mundur dari bursa pencalonan.
Salam!!!
Referensi: Satu; Dua; Tiga; Empat; Lima; Enam; Tujuh; Delapan;
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H