Mohon tunggu...
Neno Anderias Salukh
Neno Anderias Salukh Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pegiat Budaya | Pekerja Sosial | Pengawas Pemilu

Orang biasa yang menulis hal-hal biasa

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

"Permainan Cantik" Airlangga di Balik Mundurnya Bamsoet

4 Desember 2019   05:28 Diperbarui: 4 Desember 2019   20:04 4297
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bambang Soesatyo dan Airlangga Hartarto. 2019 Merdeka.com/Anisyah Al Faqir

Bagi kebanyakan orang, jabatan Ketua MPR yang diberikan kepada Bamsoet disebut-sebut sebagai kesepakatan antara Airlangga dan Bamsoet agar Bamsoet tak maju menjadi calon Ketum Partai Golkar.

Akan tetapi, tak disangka persaingan tersebut hanya mati suri. Pada awal bulan November persaingan ini kembali mencuat setelah Bamsoet dikabarkan ingin mempertimbangkan maju kembali sebagai kandidat Ketum Golkar.

Bagi penulis, Persaingan yang kembali muncul ini adalah akibat dari penolakan terhadap kubu Bamsoet yang masuk ke Kantor DPP Partai Golkar saat ingin menyelenggarakan Rapat Pleno pada Rabu (4/9) lalu.

Ya, penolakan yang dilakukan oleh Airlangga membuat para pendukung Bamsoet geram. Dilansir dari CNN Indonesia, Loyalis Bamsoet, Nusron Wahid mengatakan bahwa penolakan ini merupakan sebuah hal yang tragis.

Padahal, kedatangan para pendukung Bamsoet hanya untuk meminta konfirmasi dari Airlangga dan Sekjen Partai Golkr Lodewijk Freidrich Paulus terkait Rapat Pleno yang belum juga digelar oleh pengurus pusat.

Sakit hati dan kekecewaan tersebut membakar semangat para pendukung Bamsoet untuk terus berjuang memperebutkan kursi pimpinan partai beringin ini. Adu mulut terus-menerus terjadi antara loyalis Airlangga dan Bamsoet.

Para pendukung Bamsoet mengatakan bahwa tidak ada perjanjian atau kesepakatan antara Airlangga dan Bamsoet terkait dengan pencalonan ketua umum partai Golkar. Hal yang disepakati adalah kesediaan Bamsoet memimpin MPR dan mendukung kebijakan Airlangga dalam pelaksanaan Munas.

"Sedangkan yang kami Tim Bamsoet pahami tentang kesepakatan antara Bamsoet dan Airlangga, di mana Bambang Soesatyo bersedia ditugaskan oleh Partai Golkar untuk menjadi Ketua MPR RI dan mendukung kebijakan ketua umum untuk melaksanakan Munas pada bulan Desember 2019 nanti," kata juru bicara Bamsoet, Sirajuddin Wahab melalui keterangan tertulis.

Di sisi lain, para pendukung Airlangga menilai pendapat para pendukung Bamsoet sebagai upaya penggiringan opini karena memang benar bahwa ada kesepakatan antara Airlangga dan Bamsoet soal kursi ketua umum Partai Golkar. Ketua DPP Partai Golkar Ace Hasan Syadzily mengatakan ada komitmen dari Bamsoet untuk mendukung Airlangga.

Persaingan ini dinilai mengancam keutuhan dan persatuan Partai Golkar. Situasi politik pun akan mengancam situasi nasional. Karena itu, para senior Golkar mengambil langkah-langkah penting untuk menurunkan tensi persaingan ini.

Tanggal 03 Desember 2019, Bamsoet menyatakan mundur dari persaingan perebutan kursi ketua umum. Bamsoet mundur dari bursa pencalonan pasca pertemuannya bersama Luhut dan Airlangga di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun