Ia, pidato ini cukup luar biasa, hampir setiap katanya diapresiasi oleh para guru termasuk saya.
Kalimat yang paling menarik adalah "Anda ingin membantu murid yang mengalami ketertinggalan di kelas, tetapi waktu anda habis untuk mengerjakan tugas administratif tanpa manfaat yang jelas."
Akhirnya malaikat itu datang. Kalimat ini membawa angin segar bagi teman-teman saya yang sedang pusing dengan Kurikulum 2013 yang sampai dengan saat ini belum tuntas dilaksanakan.
Akan tetapi, hal yang paling berkesan dalam pidato tersebut adalah setiap katanya sangat mengapresiasi tugas guru. Bahkan, ia percaya bahwa guru bisa melakukan segala sesuatu tetapi dibatasi dengan segala tetek-bengek.
Ia ingin terjadi sebuah proses belajar yang merdeka, guru harus menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, menggali potensi anak dan sebagainya. Hebatnya, ia ingin semua guru di Indonesia menerapkannya mulai tanggal 26 November 2019.
Oleh karena itu, sayang sekali jika pidato tersebut tidak diketahui oleh seluruh masyarakat Indonesia terutama yang berprofesi sebagai guru. Saya tidak tahu apakah pidato Peringatan Hari Guru Nasional di setiap daerah pada hari ini adalah pidatonya Pak Nadiem? Tetapi saya berharap dan seharusnya pidato tersebut dibacakan oleh pembina upacara peringatan Hari Guru di seluruh pelosok tanah air.
Kedua, Pak Nadiem ingin pidato tersebut terus hidup dan jangan dilupakan.
Di awal kalimat pembukanya, Pak Nadiem mengatakan bahwa pidatonya bukan pidato yang penuh dengan kalimat inspiratif dan heroik tetapi bagi saya pidato tersebut adalah "Salah satu pidato heroik yang paling inspiratif sepanjang hidup saya". Mengapa? Guru itu butuh kebebasan, biarkanlah ia berkreasi dengan kuas dan cat yang telah dipercayakan oleh Tuhan untuk mengukir masa depan para generasi bangsa.
Pidato yang sudah beredar melalui media sosial dalam bentuk teks pdf dan short video tersebut akan selalu tersedia di Google dan media sosial. Siapapun boleh mengambil, membaca dan menontonnya kapanpun untuk membakar kembali semangat dan jiwa seni seorang guru.
Lalu mengapa pidato tidak cukup dalam bentuk teks pdf dan harus ada bentuk videonya? Kita tahu dunia saat ini, ada orang yang lebih memilih membaca sedangkan yang lain lebih suka menonton. Sebanyak 55 persen masyarakat Indonesia mengakses media online
IDN Times dalam Indonesia Millenial Report 2019 melaporkan bahwa media digital adalah salah satu media yang paling menjangkau Milenial. 70,4 persen millennial mengakses media digital untuk mengetahui berita terkini. Kemudahan akses, multi-tasking, dan kecepatan menjadi alasan utama Milenial memilih media digital.