Ya, di Indonesia bukan hal yang baru. Nasib orang yang memiliki integritas berkomitmen untuk membongkar korupsi yang masih menjadi tantangan Indonesia untuk maju berakhir buruk; dilengserkan, dilukai dan bisa saja dipidanakan tanpa alasan yang masuk akal.
Untuk melewati hal tersebut, Erick Thohir harus melampaui keberaniannya atau lebih berani lagi untuk tidak didikte oleh orang-orang dibalik mafia besar-besaran di BUMN. Erick pun mungkin harus siap kehilangan jabatan jika ia tetap memegang komitmennya.
Memang tidak mudah tetapi Indonesia khususnya BUMN membutuhkan orang-orang muda yang berani, inovatif, energik, dan siap menghadapi tantangan seperti Erick.
Saat ini, gelombang penolakan terhadap pilihan Erick mengambil Ahok sebagai calon direktur salah satu BUMN merupakan tahapan pertama yang harus ia lewati jika ia ingin mencapai tujuan. Erick lebih baik mendengar kata hatinya daripada mendengarkan protes-protes yang tak berdasar.
Karena masih banyak tembok yang harus dipecah-pecah untuk menembus tujuannya. Tembok itu membutuhkan kejujuran, keberanian dan komitmen yang kuat.
Memang komitmen Erick Thohir saat ini hanya bisa dilihat dan dirasakan dari kata-katanya dan keputusannya memanggil Ahok dan Chandra Hamzah sehingga ia perlu mewujudkan kata-katanya membentuk tim yang solid dan memiliki akhlak yang baik.Â
Mari kita menyimak, sejauh mana Erick Thohir melewati jalan terjal kejujuran dan kebenaran.
Salam!!!
Neno Anderias Salukh
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H