Ketiga, Hetis atau Potong Telinga.
Jika Malak hanya berlaku untuk sapi, kuda dan kerbau maka Hetis bisa juga untuk babi dan kambing. Hetis dilakukan dengan cara memotong telinga ternak dengan potongan yang berbeda-beda.
Sama dengan Malak, setiap garis keturunan memiliki ciri-ciri Hetis tersendiri. Misalnya telinga sebelah kiri dipotong pendek dan kanan dibelah.
Fungsi Hetis kurang lebih sama dengan Malak sehingga tidak ada yang bisa mengklaim ternak milik orang lain.
Sama halnya dengan Malak, Hetis masih digunakan hingga saat ini.
Keempat, Bano atau lonceng.
Bano adalah lonceng yang digantung ke leher sapi, kuda, kambing atau kerbau. Kemanapun ternak itu pergi, Bano selalu dibawa. Dengan bunyi lonceng sepanjang perjalanan memudahkan pemilik mengetahui keberadaan ternak-ternaknya. Apakah masih dalam jangkauan atau sudah keluar kampung.
Saat ini, Bano hanya digunakan oleh para peternak yang masih memegang sistem lepas sedangkan yang sudah menggunakan sistem kandang tidak menggunakannya lagi.
Kelima, Nake.
Nake adalah tiga batang kayu yang digunakan untuk menjepit leher ternak dengan bentuk segitiga. Ujung kayu disetiap titik pertemuan sedikit lebih panjang.
Tujuannya agar ternak yang dibiarkan berkeliaran tersebut tidak memasuki ladang yang dipagari. Jika ternak berusaha untuk masuk maka keberadaan Nake membuatnya tersangkut pada pagar.