Agus Yudhoyono dicalonkan sebagai Gubernur DKI Jakarta silam adalah keputusan ayahnya. Tidak ada satu kader Demokrat yang mau diusung SBY waktu itu, saat ini anaknya memiliki posisi penting dalam partai yang ayahnya dirikan. Edhy pun demikian, menjadi anggota DPR RI karena partai yang ayahnya dirikan.
Saat ini Gibran Rakabuming Raka akan maju sebagai calon Walikota Solo. Tidak tahu apakah PDI-P akan menjadi pintu masuk Gibran atau partai politik lain yang mengusungnya? Akan tetapi, jika PDI-P membuka pintu maka saya yakin hal tersebut tidak terlepas dari Nepotisme Parpol.
Mengapa?
Sederet bukti di atas memperlihatkan fungsi ideal partai poitik yang sudah lama menghilang. Calon yang dipilih oleh parpol bukan calon yang melewati tahapan seleksi terlebih dahulu tetapi berdasarkan popularitas dan kekerabatan dengan seseorang yang sedang menjabat atau pernah menjabat.
Jujur bahwa mayoritas masyarakat Indonesia belum cerdas dalam memilih. Kasus dinasti politik tidak dapat diatasi dengan memberikan keputusannya kepada rakyat karena popularitas bagi mereka sudah cukup untuk dipilih padahal sejatinya masih banyak yang harus dipertimbangkan.
Karena itu, partai politik seharusnya mengedukasi masyarakat. Selain tentang kampanye positif (no money politik), parpol juga menyeleksi kader dengan mempertimbangkan semua faktor yang mendukung.
Salam!!!
Referensi:Â Satu;Â Dua;Â Tiga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H