Jika setiap rumah tangga terdiri dari 5 anggota keluarga maka sebanyak 230,142 KK miskin di NTT.
Untuk standar nasional, NTT menjadi pelanggan tetap urutan tiga untuk masalah kemiskinan dan merupakan salah satu provinsi yang mengalami peningkatan angka kemiskinan dari 6 provinsi yang tercatat dalam data BPS Nasional.
Sedangkan Indeks Kedalaman Kemiskinan untuk NTT sebesar 4,15% yang menunjukkan bahwa 47.754 penduduk memiliki pengeluaran untuk kebutuhan jauh dari garis kemiskinan.
Tak heran banyak diantara penduduk miskin tersebut memutuskan untuk mengadu nasib di negeri Jiran dan lain sebagainya untuk keluar dari kurungan kemiskinan itu.
Saya tidak tahu apakah angka tersebut akan meningkat atau tidak tetapi data menunjukkan bahwa angka kemiskinan di NTT membutuhkan penanganan khusus dan serius.
Memang di daerah lain memiliki penduduk miskin yang tidak kalah secara jumlah dengan NTT tetapi mereka tidak memiliki masalah dalam pengiriman tenaga kerja di luar negeri.
Kemiskinan di NTT bertalian erat dengan perdagangan manusia dan pengiriman tenaga kerja non-prosedural. Masalahnya adalah perjuangan mereka di negeri orang untuk mengakhiri hidup miskin malah berakhir tragis.Â
Mereka pergi dengan misi merubah kehidupan mereka tetapi pulang dengan keadaan tak bernyawa.
Saya tidak lagi mempersoalkan hukum dan perlindungan bagi mereka karena saya sudah bosan melihat peti mati yang berdatangan tanpa informasi penyebab kematian yang jelas tetapi tidak ada yang memperjuangkan pertanyaan publik.