Lalu, pada tahun 2010, Murad diangkat menjadi Analis Kebijakan Madya bidang Korbrimob Polri dan Kabag Jiantekpol BIDPPITK STIK Lemdikpol pada tahun 2012.
Setahun kemudian, ia kembali ke Maluku tetapi dengan jabatan yang berbeda yaitu Wakapolda Maluku. Di tahun yang sama, Murad menjelma sebagai Kapolda Maluku yang dilantik oleh Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (Kapolri) Jenderal Pol Sutarman pada tanggal 20 Desember 2013.
Setahun kemudian, ia memperoleh kenaikan pangkat menjadi Brigadir Jenderal Polisi. Inilah yang membuat Murad ditarik kembali ke Polri sebagai Dankorbrimob pada tahun 2016 menyusul kenaikan pangkatnya sebagai Inspektur Jenderal Polisi.
Menarik, Selama mengabdi di kepolisian, sejumlah penghargaan dan tanda jasa pun pernah diraih oleh Murad. Seperti Tanda Jasa SL Kesetiaan 8 tahun, Tanda Jasa SL Kesetiaan 16 tahun, Tanda Jasa SL Kesetiaan 24 tahun. Tanda Jasa SL Darmanusa, Tanda Jasa SL Seroja, Tanda Jasa SL Dwidja Sistha, Tanda Jasa Bintang Nararya, Tanda Jasa Bintang Karya Pratama, dan Tanda Jasa Nararya Pratama.
Di tahun 2018, ia diangkat menjadi Analis Kebijakan Utama Bidang Brigade Mobil Korbrimob Polri.
Akan tetapi, sebelum masa purnawirawan, Murad memilih meninggalkan jabatan dan pangkat bintang duanya untuk kembali ke Maluku. Ia kembali dengan status calon gubernur yang diusung oleh Partai Nasdem.
Dilansir dari Okezone, Murad membeberkan 4 hal yang membuat dirinya ingin kembali ke kampung halamannya, Provinsi Maluku.
"Saya kan ini awalnya dari Dankor Brimob. Saya masih dua tahun lagi, saya sudah mundur, karena ada empat perkara besar yang saya harus kembali ke Maluku dengan meletakkan saya punya jabatan dan melepaskan pangkat saya bintang dua," kata Murad usai dilantik oleh Presiden Joko Widodo, di Istana Negara, Jakarta, Rabu (24/4/2019).
Empat hal tersebut antara lain adalah Maluku merupakan provinsi ketiga termiskin di Indonesia, angka pengangguran mencatat bahwa Maluku merupakan provinsi nomor satu dengan pengangguran terbanyak, pelayanan publik kurang begitu bagus, terutama pelayanan pendidikan dan kesehatan dan tidak ada investor yang masuk di Maluku secara terbuka.
Tahun 2017, menjelang pencalonan dirinya, Murad digoyang isu terkait pembelian senjata tetapi ia berhasil menepis isu tersebut.
Tekadnya pun meredam isu tersebut dan mengantarkan dirinya bersama Barnabas Orno berhasil memenangkan Pilkada Provinsi Maluku mengungguli pasangan Said Assagaff-Anderias Rentanubun dan Herman Adrian Koedoeboen-Abdullah Vanath dengan perolehan suara sebesar 328.982.