Akan tetapi, ada hal yang lebih menarik terkait dengan ini. Para peneliti dari University College London (UCL) di Inggris berusaha menyelidiki fenomena perdebatan antara dua orang dengan pandangan politik berbeda yang tidak mau mengakui kekurangan atau kesalahan mereka.
Dalam jurnal Current Biology, para peneliti mengungkap bahwa mereka yang punya pandangan radikal tidak bisa memahami kesalahan mereka sendiri dibanding orang dengan pandangan moderat.
Lebih parahnya lagi, saat sedang berdiskusi dengan suatu hal yang tidak berhubungan dengan politik pun mereka tidak dapat memahami kesalahan mereka sendiri.
"Kami mencoba untuk mengklarifikasi apakah orang-orang yang punya pandangan politik radikal secara umum terlalu percaya diri dalam pandangan mereka, atau apakah itu berasal dari perbedaan metakognisi, yaitu kemampuan pemahaman kita atas suatu kesalahan yang kita miliki. Mereka sering salah menempatkan kepastian atau kepercayaan diri mereka ketika mereka sebenarnya salah atas sesuatu. Mereka juga lebih menentang untuk mengubah pandangan mereka meski telah ada bukti yang mengatakan mereka salah,"Â kata Steve Fleming, pemimpin riset.
Kesimpulan:Kepastian Dugaan
Menurut Ketua Setara Institut, Hendardi, ia mengatakan bahwa penumpang gelap itu adalah kelompok-kelompok teroris seperti JAT dan JAD. Ia pun tak tanggung-tanggung menyebut simpatisan HTI sebagai salah satu penumpang gelap pada pilpres 2019.
"Mereka berlatar belakang simpatisan HTI (Hizbut Tahrir Indonesia, Red), kelompok radikal seperti Garis, di mana ketua umumnya, Chep Hermawan, pernah mengaku sebagai Presiden ISIS Regional Indonesia. Bahkan, (penumpang gelap itu) kelompok-kelompok teroris, seperti Jama'ah Anshorud Daulah (JAD), Jamaah Anshorut Tauhid (JAT), dan Jamaah Anshorus Syari'ah (JAS)," ujar Hendardi.
Penulis tidak menyebut siapakah dia yang menjadi penumpang gelap? Apakah Partai? Apakah Politisi? Apakah Relawan?
Sekarang kita tahu, kubu Prabowo pecah. Prabowo memilih keutuhan NKRI dengan melakukan rekonsiliasi dengan Jokowi bahkan bertemu dengan Megawati walaupun ia pernah disakiti oleh Megawati dengan melanggar perjanjian persahabatan mereka.
Pertanyaannya adalah Apakah ada orang diluar Gerindra tahu tentang agenda pertemuan Prabowo dan Jokowi sebelumnya? Bahkan, Amin Rais yang merupakan penasihat Prabowo dan Sandiaga hanya memperoleh surat pemberitahuan bukan surat izin.
Apakah Prabowo menganggap bahwa teman koalisinya adalah penumpang gelap? Kita tidak tahu.
Semakin jelas jawabannya? Belum? Ingatlah, Dasco mengatakan bahwa yang paling banyak menyudutkan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Gerindra adalah penumpang gelapnya.Â