Mohon tunggu...
Neno Anderias Salukh
Neno Anderias Salukh Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pegiat Budaya | Pekerja Sosial | Pengawas Pemilu

Orang biasa yang menulis hal-hal biasa

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Masih Percaya Ahok?

9 Agustus 2019   07:05 Diperbarui: 9 Agustus 2019   07:23 3085
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sepertinya sulit untuk mempercayai kata-kata Ahok. Ya, begitulah!

Ahok adalah salah satu politisi yang sangat diidolakan di negeri ini. Meskipun demikian, tidak dapat dipungkiri bahwa banyak yang tidak menyukai mantan gubernur DKI Jakarta ini.

Ahok disukai karena integritas dan etos kerja serta beberapa terobosan barunya ketika menjabat sebagai gubernur DKI Jakarta. Namun, panas setahun dihapus hujan sehari. Ahok harus rela menjalani hidup selama dua tahun di penjara sebelum masa jabatan gubernur selesai.

Masuknya Ahok ke dalam penjara menuai kontroversi. Pasalnya kasus penistaan agama yang menjeratnya dianggap bukan penistaan oleh beberapa tokoh agama Islam. Akan tetapi, kenyataan harus diterima oleh siapapun meskipun hal tersebut menyakitkan.

Ahok sakit hati? Ia. Baginya mustahil untuk melakukan penistaan agama Islam karena ia dibesarkan oleh keluarga muslim. Ahok menangis dan rela menerima hasil putusan pengadilan.

Meskipun luka itu sembuh, bekas akan tetap tertinggal.

Ketika ia keluar dari penjara, ia diharapkan kembali ke dunia politik. Bahkan, ada beberapa orang yang menginginkan dia untuk menjabat sebagai KPK atau menteri.

Akan tetapi, dalam acara penerimaan Rooseno Awards, Ahok menyampaikan bahwa ia tidak mungkin jadi menteri karena ia dicap sebagai penista agama. Bahkan, tak segan-segan ia mengatakan bahwa karir politiknya sudah tamat. Selain dicap sebagai penista agama, menurutnya kasus perceraian dan pernikahannya dikecam oleh beberapa orang.

"Saya sudah selesai karier politik saya sesungguhnya, saya katakan, Orang mayoritas beragama sudah mencap saya penista. Masyarakat kelas menengah, terutama ibu-ibu, marah karena urusan perceraian saya dan pernikahan saya, Saya tidak mungkin jadi menteri. Saya kan sudah cacat di Republik ini," kata Ahok.

Meski kata-katanya sangat meyakinkan, penulis menilai bahwa kata-katanya perlu dimaknai lebih mendalam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun