Mohon tunggu...
Neno Anderias Salukh
Neno Anderias Salukh Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pegiat Budaya | Pekerja Sosial | Pengawas Pemilu

Orang biasa yang menulis hal-hal biasa

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Mitos Ini adalah Cara Orang Timor Melindungi Diri dari Gempa Bumi

5 Agustus 2019   06:51 Diperbarui: 5 Agustus 2019   22:36 2772
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pria Timor-Dokumen Central NTT

Masyarakat Dawan di Timor memiliki cara unik untuk melindungi diri dari gempa bumi. Meski dianggap mitos, cara ini sangat menguntungkan. Mungkin daerah lain bisa mencobanya.

Puting Beliung, kekeringan, banjir, gempa bumi dan tanah longsor adalah bencana alam yang paling sering terjadi di Indonesia. Bencana-bencana seperti ini bukan baru saja terjadi tetapi sudah lama dirasakan oleh nenek moyang kita hingga saat ini kita pun ikut merasakannya.

Karena bencana alam berbahaya dan mengancam kehidupan manusia, negara melindungi masyarakatnya dengan membentuk Badan Metereologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sebagai pendeteksian dini terhadap bencana yang akan terjadi dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk menanggulangi bencana yang terjadi.

Akan tetapi, sebetulnya jauh sebelum negara membentuk kedua lembaga tersebut, setiap daerah memiliki tanda khusus sebagai pendeteksian dini terhadap bencana dan cara khusus bagaimana menghadapi bencana.

Bahkan ada suku yang memiliki cara untuk mencegah bencana alam yang mengancam kehidupan manusia. Cara-cara tersebut kadang dipercayai sebagai mitos dan lain sebagainya.

Meski dibilang mitos, cara ini memiliki bukti kuat untuk dipercaya oleh anak cucu sehingga diwariskan secara turun-temurun. Cara-cara ini hanya digunakan pada saat gempa bumi. Inilah yang terjadi di Suku Amanuban dan suku-suku lainnya di Masyarakat Dawan Timor.

Masyarakat Dawan Timor mengenal Gempa Bumi dengan sebutan "Nain Nun" yang berarti tanah bergoyang. Menurut ilmu pengetahuan alam, penyebab kebanyakan gempa bumi terjadi adalah pelepasan energi yang dihasilkan oleh tekanan yang disebabkan oleh lempengan yang bergerak.

Akan tetapi, berbeda dengan ilmu pengetahuan alam, Masyarakat Dawan di Timor percaya bahwa bumi ini ada pemiliknya sehingga untuk mengetahui masih ada atau tidaknya penghuni di bumi dilakukan dengan cara menggoyang bumi atau "Nain Nun".

Selain itu, masyarakat Dawan pun percaya bahwa bumi sedang dipikul oleh seorang manusia raksasa. Masyarakat Dawan percaya bahwa manusia raksasa itu adalah "Moa Hitu". 

"Moa Hitu" adalah manusia raksasa yang pernah hidup di Pulau Timor. Berdasarkan namanya, Moa berarti Ruas dan Hitu berarti Tujuh sehingga "Moa Hitu" berarti "Tujuh Ruas".

Meski cerita "Moa Hitu" sebatas dongeng, peninggalannya berupa bekas kaki membuat masyarakat Dawan percaya bahwa dialah yang memikul bumi.

Masyarakat Dawan percaya bahwa dia memiliki kekuatan yang luar biasa. Selain memikul bumi, ia juga menjunjung langit.

"Moa Hitu" memikul bumi di bahu sebelahnya dan secara bergantian jika bahu yang lain sudah lelah. Inilah yang mengakibatkan terjadinya "Nain Nun" atau gempa bumi.

Hal ini merupakan tanda "Moa Hitu" mencari tahu tentang keberadaan penghuni bumi sehingga ketika gempa bumi terjadi, orang-orang khususnya kaum pria berteriak keras sahut menyahut atau yang dikenal dengan "Hunu" oleh orang Timor.

Tujuannya adalah "Moa Hitu" mendengar bahwa masih ada yang menghuni bumi sehingga "Moa Hitu" jangan menghancurkan bumi dengan kekuatannya.

Hal ini sudah menjadi kebiasaan masyarakat Dawan. Tak heran jika berkunjung ke Timor khususnya di kampung-kampung, kita akan menemui para pria berteriak sahut menyahut pada saat terjadi gempa bumi.

Menarik, karena sudah menjadi kebiasaan, gempa bumi yang goncangannya sekecil apapun terjadi pada malam hari dimana semua orang tidur terlelap, para pria yang tidur terlelap pun akan sadar dan langsung berteriak sahut menyahut sehingga orang-orang yang tidur terlelap akan sadar dan melindungi diri.

Meski hal tersebut dilakukan karena kepercayaan terhadap sebuah mitos tetapi cara ini dinilai sebagai alarm yang menguntungkan karena masyarakat Dawan sudah tahu bahwa jika ada teriakan sahut menyahut maka sedang terjadi gempa bumi. 

Tanpa berpikir panjang, mereka bergegas menyelamatkan diri dari dalam rumah dan sebagainya.

Jadi, teriakan orang Timor adalah untuk mencegah kehancuran bumi oleh "Moa Hitu" sekaligus alarm untuk menyelamatkan diri. 

Daerah lain boleh mencoba hal tersebut.

Salam!!!
Mauleum-Amanuban Timur, 05 Agustus 2019

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun