Mohon tunggu...
Neno Anderias Salukh
Neno Anderias Salukh Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pegiat Budaya | Pekerja Sosial | Pengawas Pemilu

Orang biasa yang menulis hal-hal biasa

Selanjutnya

Tutup

Hukum Pilihan

Rumah Menteri Susi Dilempari, Apakah karena Pembasmian Ilegal Fishing?

4 Agustus 2019   00:46 Diperbarui: 4 Agustus 2019   01:41 426
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kaca pos satpam kediaman Menteri Susi dipasangi garis polisi usai dilempari batu orang tak dikenal, Jumat dinihari (2/8/2019).

Rumah Menteri Susi dilempar sebanyak tiga kali, Apakah kebijakan penenggelaman kapal dan pelarangan penggunaan cantrang adalah motifnya?

Dilansir dari KOMPAS.com, Kaca pos satpam PT ASI Pudjiastuti Aviation Pangandaran yang juga merupakan kediaman Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Susi Pudjiastuti di Jalan Merdeka, Pangandaran, dilempari batu oleh orang yang tak dikenal, Jumat (2/8/2019) dini hari.

Menurut salah satu petugas PT ASI yang bernama Hendrawan mengatakan bahwa perusakan kaca pos satpam terjadi pada pukul 00.50 WIB.

Rupanya pelemparan ini bukan baru pertama kalinya terjadi tetapi merupakan pelemparan yang ketiga kalinya. Perusakan pertama terjadi pada tanggal 7 Juli. Perusakan selanjutnya terjadi sepekan kemudian pada 13 Juli. Perusakan ketiga terjadi pada tanggal 02 Agustus dini hari.

"Yang pertama tengah malam. Kalau yang kedua menjelang subuh," kata salah satu sekuriti yang merupakan teman Hendrawan, Endi Supendi.

Meski kejadian ini tidak terekam oleh CCTV karena tidak dipasang hardisk, polisi dengan mudah menangkap pelaku di daerah Pangandaran dan diamankan di Polres Ciamis.

"Pelaku (laki-laki) sudah ditangkap di Pangandaran dan diamankan di Polres Ciami," kata Kapolres Ciamis Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Bismo Teguh Prakoso saat dikonfirmasi melalui pesan WhatsApp, Jumat (2/8/2019) sore.

Menurut pengakuan ibu dari pelaku, pelaku yang berinisial AS ini mengalami gangguan jiwa. Ia mengaku merasa aneh dengan anaknya yang tidak mengenal Menteri Susi tetapi ia sangat membencinya.

"Dia ngakunya suka ada yang bisikin, kayaknya memang ada jin yang ganggu," ujar ibunya, Umi Jaroh.

Dilansir dari detikcom yang telah melakukan penelusuran terkait dengan kasus ini, AS seringkali melontarkan makian dan ancaman terhadap Menteri Susi melalui akun Facebook-nya yang diberi nama "Diandra Samudra". Bahkan, AS juga mengancam presiden Jokowi dan Bupati Pangandaran.

Kasus ini mengingatkan saya pada peristiwa tertembaknya Presiden Abraham Lincoln di teater Ford, Washington, Amerika Serikat, pada 14 April 1865. Pembunuhnya adalah John Wilkes Booth, seorang aktor yang memiliki gangguan jiwa.

Akan tetapi, pembunuhan Abraham Lincoln ini bukan sepenuhnya karena John Wilkes Booth mengalami gangguan jiwa tetapi sudah jauh-jauh hari ia sudah merencanakan pembunuhan terhadap Abraham Lincoln yang dinilai memihak kepada Amerika Utara.

Abraham Lincoln yang tidak mendukung perbudakan mengakibatkan berdirinya Konfederasi Amerika yang terdiri dari beberapa negara bagian selatan menimbulkan peperangan yang dikenal sebagai salah satu momen paling mematikan sepanjang sejarah Amerika.

Abraham Lincoln yang pro penghapusan perbudakan memimpin pasukan Amerika Utara dan merekrut kaum kulit hitam membombardir Amerika Selatan akhirnya menyatukan kembali Amerika.

Kebencian John Booth berkepanjangan sehingga meski mengalami gangguan jiwa, ia tahu siapa yang ia benci. Awalnya, perencanaan John dan kolega-koleganya hanya untuk menculik Lincoln tetapi karena gagal terus menerus sehingga ia memanfaatkan hobi Lincoln menonton teater. Baginya, ini adalah kesempatan terakhirnya.

Kembali ke kasus pelemparan batu ke rumah Menteri Susi, Polisi diharapkan tidak terlena dengan penjelasan sang ibu tetapi benar-benar mendalami apa motifnya.

Kontroversi Susi

Jika pelemparan batu oleh AS karena kebencian terhadap Susi maka tidak dapat dipungkiri bahwa terdapat sesuatu yang membakar emosinya.

Melihat rekam jejak Menteri Kelautan dan Perikanan ini, ia adalah salah satu Menteri paling berani untuk kepentingan negara. Ilegal fishing yang dikenal marak di Indonesia, diledakkan dan ditenggelamkan sehingga saat ini, ilegal fishing di Indonesia hampir tidak ada. Meski sukses, Menteri Susi sering menuai kritik terkait kebijakan ini.

Luhut Panjaitan menilai penenggelaman kapal bisa menuai hubungan yang tidak harmonis dengan negara-negara pelaku ilegal fishing. Pilihan lainnya adalah kapal-kapal tersebut diberikan kepada nelayan-nelayan tanah air. Menurutnya, dari dulu Susi hanya melakukan penenggelaman kapal dan tidak bisa melakukan hal yang lain.

"Ya memang, apa yang dibuat Ibu Susi itu bagus, kita tenggelamin, harus ada terapi kejut itu. Jangan pernah sepanjang masa terapi kejut. Capek juga orang-orang kemudian, sepenuhnya bosan. Sekarang apa selanjutnya?" kata Luhut.

Namun, Menurut Menteri Susi, penenggelaman kapal merupakan keputusan pengadilan yang harus dilaksanakan.

"Kalau itu (penenggelaman) keputusan pengadilan, saya yang tenggelamkan," kata Susi.

Selain itu, pelarangan penggunaan cantrang oleh nelayan Tanah Air menuai polemik. Lagi-lagi menurut Luhut Panjaitan yang paling sering mengevaluasi Menteri Susi, pelarangan cantrang harus diperhatikan karena tidak semua cantrang merusak lingkungan. Akan tetapi, Menteri Susi tetap bersikeras agar petani menggunakan alat tangkap yang lebih aman.

Sejak terpilihnya Luhut dan Susi Pudjiastuti di kabinet Jokowi, Luhut seringkali memprotes kebijakan-kebijakan Menteri Susi dan hubungan mereka sepertinya terjadi perang dingin.

Selain Luhut, beberapa nelayan yang sudah terbiasa menggunakan cantrang pun memprotes pelarangan penggunaan cantrang oleh Menteri Susi.

Nah, inilah kontroversi-kontroversi yang sering dibuat oleh Menteri Susi. Selain itu tidak ada kontroversi yang dilakukan oleh wanita bersuara lelaki ini.

Oleh karena itu, jika pelemparan batu ke rumah Menteri Susi bukan karena motif gangguan jiwa maka kontroversi penenggelaman kapal dan pelarangan penggunaan cantrang bisa menjadi motifnya. Hal ini diperkuat dengan pelaku yang bukan hanya mengancam Susi tetapi Jokowi pun demikian yang selalu memuji dan mendukung kinerja Menteri Susi.

Pertanyaannya apakah ada hubungannya dengan Menteri Luhut yang selama ini memprotes kebijakan Menteri Susi? Ataukah dengan para nelayan yang sering memprotes juga? 

Ataukah mungkin dari pihak asing yang ingin menghentikan langkah-langkah Menteri Susi agar ilegal fishing kembali dilakukan? Ataukah ada sentimen lain yang disimpan oleh pelaku?

Mari kita menunggu hasil pemeriksaan dai pihak kepolisian.

Salam!!!
Referensi: 
Satu; Dua; Tiga; Empat; Lima; Enam; Tujuh; 

Faidi, A. 2018. Abraham Lincoln. Yogyakarta: Laksana.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun