Setelah berulang-ulang kebobolan dan segala strategi yang tidak efektif, dunia sepakbola politik semakin memanas dan terancam pecah.
Bahkan setelah pertandingan, Prabowo Subianto tidak memberikan selamat kepada pemenang. Pengamat menilai hal tersebut bisa merusak kestabilan dan eksistensi dunia sepakbola politik.
Benar, hal tersebut dirasakan oleh Prabowo. Ia harus mengambil keputusan. Kali ini, ia memainkan pertandingan persahabatan.
Bertemu dengan Jokowi di MRT dan kini menengok Megawati di kediamannya.
Menarik, kali ini skuatnya tidak diisi oleh Amien Rais dkk yang diandalkan selama ini. Ia memasukan pemain-pemain baru. Baginya pertandingan persahabatan lebih penting untuk kestabilan tim dan memberi nuansa baru dalam sepakbola politik.
Bahkan, Amien Rais diposisikan sebagai cadangan mati yang tidak memiliki peran apa-apa dalam pertandingan persahabatan ini.
Surat Prabowo Subianto kepada Amien Rais diibaratkan sebagai pesan untuk dirinya diistirahatkan dan memainkan pemain yang lain. Melalui komentarnya, Amien Rais tidak setuju dengan keputusan Prabowo.
Komentar-komentar seperti Kok nyelonong? Dan Enggak ditawarin, tapi minta-minta merupakan komentar yang pedis dan menunjukkan perang dingin antara dia dan Prabowo.
Prabowo tidak mempedulikan hal tersebut, kini ia terus memainkan strateginya. Setelah bertemu dengan Jokowi, kini bertemu dengan Megawati. Dimanakah Amien Rais? Kursi cadangan.
Amien Rais mengikuti jejak Diego Costa yang membuat pelatihnya sakit hati. Akibatnya, Conte tidak memberikan kesempatan kepadanya hingga kepindahannya ke Atletico Madrid.
Seberapa kejamnya Prabowo dengan membuat Amien Rais seperti Diego Costa yang hanya menghiasi bangku cadangan selama satu musim? Tidak, ada hal yang lebih penting daripada Amien Rais.