Mohon tunggu...
Neno Anderias Salukh
Neno Anderias Salukh Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pegiat Budaya | Pekerja Sosial | Pengawas Pemilu

Orang biasa yang menulis hal-hal biasa

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

"Lampu Kuning" dari Ahok untuk Indonesia

23 Juli 2019   23:38 Diperbarui: 23 Juli 2019   23:56 2244
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ahok saat terima piagam penghargaan Roosseno Award pada Senin (22/07/2019)-KOMPAS.com/VERRYANA NOVITA NINGRUM

Saat ini, Indonesia berada dalam situasi yang memprihatinkan. Ormas berkedok agama sering melontarkan ujian kebencian, tapi tidak tersentuh. Terutama di aksi-aksi demo mereka.

Ahok salah satu korban isu SARA. Jangan kasus penistaan agama, sebelum dilantik menjadi Gubernur, sudah ada gerakan penolakan Ahok karena beragama Kristen.

Terpilihnya Donald Trump yang diwarnai dengan kampanye penolakan muslim radikal di Amerika membawa dampak di Indonesia.

Kedua peristiwa di atas terjadi pada tahun 2016. Akibatnya berdampak buruk bagi perekonomian Indonesia.

"Ketegasan posisi ini menjadi semakin mendesak guna melindungi perekonomian rakyat. PKB sebagai partai modern, pembela Pancasila menolak dengan tegas segala bentuk sentimen SARA, intoleransi, serta radikalisme agama, Dampak terhadap berita-berita seperti itu menyebabkan dunia usaha dan dunia keuangan was-was. Itu artinya urat nadi ekonomi nasional tengah dibidik untuk dihancurkan.
Akibatnya rupiah melemah cukup dalam, dibandingkan mata uang negara lain di kawasan. Tak hanya itu, sejak awal November 2016 dana investor asing hengkang dari pasar saham (Rp18 triliun) maupun obligasi (Rp24 triliun)," kata Ketua Umum DPP PKB Abdul Muhaimin Iskandar di Jakarta, Minggu (22/1/2017).

Selain itu, politik SARA atau yang sering dikenal sebagai politik identitas berpeluang merusak Demokrasi Indonesia bahkan lebih buruk dari politik uang.

Menurut survei yang dilakukan Lingkar Madani Indonesia atau LIMA, efek politik uang diperkirakan hanya sekitar 30%, yang berarti dari 100 orang yang mendapat uang maka mungkin sekitar 30 saja yang memilih sesuai dengan permintaan pemberi uang. Sedangkan politik SARA bisa berdampak melintasi batas-batas daerah tertentu, yang terlihat saat Pilkada DKI Jakarta, saat itu Ahok diterpa dengan isu etnis Cina dan beragama Kristen. Akibatnya, orang-orang di luar Jakarta pun juga sampai ikut 'terlibat'. Dampak tersebut dapat dilihat dari hasil pilpres 2019. Partai-partai yang tidak mendukung Ahok pada Pilkada DKI kalah telak di Mayoritas Agama Non-muslim. Kekalahan partai-partai tersebut di Mayoritas Non-muslim hanya merupakan bentuk dukungan kepada Pancasila yang merupakan ideologi negara.

Sekali lagi, pesan Ahok untuk mematikan ego dan meredam kepentingan isu SARA merupakan "Lampu Kuning" bagi masyarakat Indonesia.

Waspadalah terhadap mereka yang pemahamannya sempit yang menganggap pahamnya yang paling benar, mereka yang kurang pemahaman atas kebebasan dalam bergama dan beribadah, mereka yang mengedepankan paham radikalisme, mereka yang merebut lahan untuk lokasi tempat ibadah, mereka yang kurang kesadaran akan toleransi dan keharmonisan dan mereka yang berbeda dalam penafsiran terhadap isi kitab suci yang diyakini.

Mari kita membangun Indonesia atas dasar Pancasila. Tidak membeda-bedakan suku, agama, ras dan antar golongan karena pada dasarnya kita bukan dua melainkan satu.

Satu Tanah Asli, Satu Negara, Bahasa kita satu. Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun