Mohon tunggu...
Neno Anderias Salukh
Neno Anderias Salukh Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pegiat Budaya | Pekerja Sosial | Pengawas Pemilu

Orang biasa yang menulis hal-hal biasa

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Narkoba, Bisnis Paling "Seksi dan Hot"

20 Juli 2019   13:03 Diperbarui: 25 Juli 2019   13:45 446
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mengerikan dan menakutkan. Itulah frasa yang paling tepat untuk menggambarkan bahaya narkoba secara umum. Ini bukan sebuah imajinasi atau sebuah halusinasi tetapi realita yang tidak diragukan lagi.

Untuk itu, penggunaannya dilarang oleh pemerintah bahkan di seluruh dunia satu kata berkata "No drugs". Sayangnya, penyalahgunaan obat-obatan terlarang ini makin marak di berbagai negara di seluruh dunia, termasuk Indonesia.

Baru-baru ini,  Pengadilan di Brooklyn, Amerika Serikat, menjatuhkan vonis hukuman seumur hidup atas bandar narkoba asal Meksiko yaitu Joaquin "El Chapo" Guzman.

Pasca vonis hukuman untuk "Jagoan" Narkoba dunia, secara mengejutkan, tanah air digemparkan dengan penangkapan salah satu Komedian terkenal Indonesia bersama suaminya karena menggunakan Narkoba.

Narkoba memang menggiurkan. Bahkan, Bisnis Narkoba menjadi salah satu bisnis yang sangat menarik dan paling menguntungkan secara ekonomi.

Bahkan, tak ragu-ragu Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi DKI Jakarta Brigadir Jenderal Pol Johny P Latupeirissa mengatakan bahwa bisnis narkoba merupakan bisnis yang paling seksi di Indonesia.

"Memang bisnis narkoba itu bisnis yang paling seksi, yang paling luar biasa," ujar Johny dalam pertemuan dengan pengelola tempat hiburan malam (THM) di Gedung BNN DKI Jakarta, Gedung Nyi Ageng Serang, Jakarta Selatan, Rabu (14/2/2018).

Ya, memang seksi dan menggoda.
Dilansir dari Liputan6 (27 Apr 2017) seorang nelayan asal Riau diduga menjadi kaya raya hasil bisnis narkoba. Dari hasil bisnis haramnya itu dia memiliki aset kekayaan yang sangat mewah. Di antaranya jet ski dan speedboat.

Freddy Budiman adalah salah satu pengusaha narkoba terbesar dengan omset mencapai miliaran rupiah yang pernah ada di Indonesia. Ia pertama kali pada tahun 2011 lalu dengan mengeluarkan sekitar 1,4 juta pil ekstasi yang berasal dari Tiongkok.

Wanita ini pun tidak kalah. Namanya Meirika Fanola atau sering disebut dengan Ola adalah ratu narkoba Indonesia yang memiliki aset yang cukup besar karena wilayah bisnisnya hingga Eropa.

Bukan hanya itu, Faisal dikenal sebagai bos sabu-sabu Indonesia yang sangat kaya raya berasal dari Aceh. Bahkan, aset-aset Narkobanya di Malaysia cukup besar.

Baca selengkapnya: Inilah Fakta Ngeri 5 Raja Narkoba Terbesar di Indonesia

Bagaimana tidak seperti itu, harga narkoba mencapai miliaran rupiah. Bahkan, ukuran gram pun dinilai dengan harga yang cukup tinggi. Kebutuhan pasar yang semakin meningkat menuntut beberapa orang untuk terjun dalam bisnis gelap ini.

Dari data 2017, BNN menyebutkan, kebutuhan ganja per tahun mencapai 158 ton, 219 ton sabu, ekstasi 14 juta butir yang dihargai dengan Rp1,2 Juta per gram.

Rerata harga barang ilegal di Indonesia
Rerata harga barang ilegal di Indonesia

Berdasarkan data Havoscope tahun 2018, sabu-sabu dibanderol paling mahal dari jenis yang lain. Harga satu gramnya sekitar US$203 atau setara dengan Rp2,5 juta, lebih tinggi lima kali lipat dari harga penjualan di Tiongkok.

Nilai perdagangan pasar gelap di Indonesia
Nilai perdagangan pasar gelap di Indonesia

Oleh karena itu, Indonesia menduduki peringkat kedua setelah Filipina untuk perdagangan gelap terbanyak dari 6 negara ASEAN. Untuk bisnis narkoba menempati posisi ketiga transaksi terbesar setelah pembajakan dalam pasar gelap Indonesia yang mencapai US$4 miliar per tahun atau 23,05 persen dari total nilai pasar gelap Tanah Air.

Nilai transaksi pasar gelap tertinggi di ASEAN menurut jenis bisnis
Nilai transaksi pasar gelap tertinggi di ASEAN menurut jenis bisnis

Meski menguntungkan pihak penjual, Narkoba diklaim merugikan negara secara ekonomi. Menurut data dan hasil penelitian Badan Narkotika Nasional (BNN) dan Puslitkes UI pada 2017 menyebutkan bahwa jumlah kerugian ekonomi maupun sosial karena penyalahgunaan narkoba mencapai Rp 84,7 triliun. Sebagian besar atau 90% diperuntukan untuk biaya kematian karena narkoba (premature death).

Akan tetapi, bagi mereka kerugian negara bukan urusan mereka yang penting kenikmatan saat ini. Uang mengalahkan segalanya, bahaya narkoba yang mengerikan tidak mampu membuat mereka yang gila uang ini untuk melepas bisnis gelap ini.

Itulah bisnis Narkoba yang seksi dan hot.

Referensi: Satu, Dua, Tiga, Empat, Lima, Enam, Tujuh.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun