Jokowi dilahirkan oleh Asmindo dan dibesarkan oleh PDIP
Mulanya Jokowi adalah seorang pengusaha mebel atau lebih akrab dengan tukang kayu. Pada tahun 90-an adalah masa kejayaan Jokowi di dunia bisnis, peruntungan di usaha mebel sangat baik sehingga Jokowi berada di zona aman karena ekspor stabil, kebutuhan di Solo dan kota-kota di Jawa stabil.
Melihat beberapa pengrajin kayu yang masih susah di kampung-kampung, pada tahun 2002 Jokowi memprakarsai Asmindo yang menaungi seluruh pengrajin kayu atau mebel di Indonesia. Kota Solo sendiri lebih dari 140 pengusaha mebel dan kerajinan.
Akhirnya, kiprahnya di dunia mebel yang menolong banyak pengrajin mengantarnya sebagai salah satu kandidat kuat Calon Walikota Solo pada tahun 2004. Meski tidak bukan anggota partai, pengaruhnya di Kota Solo menjadi daya tarik tersendiri bagi partai-partai politik.
Pada saat itu, PDIP lah yang mengambil keputusan tepat dan menggaet mantan gubernur DKI Jakarta ini. Dari situlah Jokowi hidup di dunia partai politik.
Jadi, Jokowi dibesarkan oleh PDIP tetapi dilahirkan oleh Asmindo. Naluri kebijaksanaan, ketulusan dan kejujuran sudah ada sebelum Asmindo terbentuk dan Asmindolah yang mengasahnya.
Mungkinkah pernyataan Surya Paloh merujuk pada Jokowi dilahirkan dari organisasi seperti NasDem yang lahir dari organisasi? Tidak.
Bagi penulis, maksud Surya Paloh adalah Jokowi bisa juga dikatakan sebagai kader NasDem karena ia dilahirkan oleh Asmindo dan PDIP hanya membesarkan dan NasDem pun ikut berkontribusi sebanyak dua kali yaitu Pilpres 2014 dan 2019.
Selain itu, pernyataan Surya Paloh sebagai bentuk terima kasih kepada Jokowi karena kesuksesan Partai NasDem tidak terlepas dari pengaruh Jokowi.
Ataukah mungkin sesuai dengan klarifikasi Surya Paloh sendiri bahwa pernyataan tersebut merujuk pada posisi kepala pemerintahan yang menjadi milik bersama?
Terlepas dari semua hal di atas, Pernyataan Surya Paloh jangan dipermasalahkan. Lebih baiknya partai-partai politik belajar untuk membimbing dan menyiapkan kader yang berkualitas sehingga jangan menjadi partai politik yang melahirkan koruptor.