Mohon tunggu...
Neno Anderias Salukh
Neno Anderias Salukh Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pegiat Budaya | Pekerja Sosial | Pengawas Pemilu

Orang biasa yang menulis hal-hal biasa

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Menjadikan ASEAN "Tong Sampah", Kanada Cari Gara-Gara

16 Juni 2019   04:32 Diperbarui: 16 Juni 2019   16:44 365
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Sampah Plastik/kompas.com

Contohnya di Indonesia, kesepakatan pengiriman barang adalah kertas tetapi setelah dikaji dan diperiksa ternyata kertas-kertas di dalam kontener tersebut dicampur dengan botol plastik dan popok.

Di Filipina, kontener yang berisi sampah ditulis 'Sampah Daur Ulang' tetapi buktinya dalam kontener tersebut berisi sampah-sampah plastik berupa botol dan popok. Selain itu, koran-koran bekas pun diselipkan dalam kontener tersebut.

Mengapa Kanada Melakukan Hal Ini?

Kanada tidak ingin ekosistemnya rusak. Kanada sudah mulai menerapkan pembatasan penggunaan plastik dan larangan ini akan ditetapkan secara resmi pada tahun 2021.

Tujuannya adalah menjaga, melindungi dan menyelamatkan ekosistem di negara tersebut yang rusak akibat pencemaran sampah plastik.

Limbah plastik berakhir di tempat pembuangan sampah dan mengotori taman dan pantai kami, mencemari sungai, danau, dan lautan kami, menjerat dan membunuh ikan, kura-kura, serta mamalia laut lainnya," ujar Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau pada senin (10/6/2019).

Kanada sepertinya kalang kabut karena akibat sampah. Data yang dipegang oleh pemerintah mereka saat ini, setiap tahun 1 juta burung dan lebih dari 100.000 mamalia laut di seluruh dunia terluka bahkan mati ketika mereka mengira plastik sebagai makanan.

Pemerintah Kanada memiliki tujuan mulia untuk dicapai tetapi menggunakan metode-metode yang menyakiti orang lain. Mengurangi sampah tak selamanya harus dikirim ke negara lain dengan cara menipu.

Cara-cara seperti ini mengundang bebas tafsir. Apakah Kanada ingin menghancurkan ekosistem Asia Tenggara khususnya Indonesia yang terkenal dengan kekayaan lautnya? Bisa saja. Ketika ekosistem kita rusak dan kekayaan alam kita habis kita akan berada dibawah bayang-bayang mereka.

Cara Kanada pun dapat berarti perendahan martabat negara. Asia Tenggara seolah-olah menjadi tempat pembuangan sampah di dunia. Bisa saja, hal ini sedang dipikirkan oleh negara lain seperti AS, Jepang, Prancis, Australia, dan Inggris yang sudah mengirimkan sampah kepada Malaysia.

Ini sangat berbahaya dan ini perang yang tidak disadari. Asean harus cepat bertindak, menolak dengan keras dan segera mengembalikan sampah-sampah itu. Asean tidak perlu takut, bersatu melawan negara-negara maju ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun