Mohon tunggu...
Neno Anderias Salukh
Neno Anderias Salukh Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pegiat Budaya | Pekerja Sosial | Pengawas Pemilu

Orang biasa yang menulis hal-hal biasa

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Penyebab Krisis Venezuela, Pelajaran untuk Politik Indonesia Saat Ini

8 Juni 2019   05:24 Diperbarui: 8 Juni 2019   08:14 8262
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Para demonstran yang membawa ketapel dan bom molotov dihadang pasukan keamanan di jalan raya yang membelah jantung kota Caracas, Venezuela, Rabu (3/5/2017)

Kondisi Indonesia saat ini sedang dalam proses menuju keputusan akhir untuk Indonesia satu. Aksi demonstrasi yang telah berlalu, teriakan "People Power"  bahkan pernah dikatakan oleh BPN bahwa bagaimana pun itu, seperti apa pun itu, Prabowo-Sandi harus dilantik pada Oktober nanti.

Aneh, kekalahan mereka tidak diterima sebagai seorang petarung. Oke, mungkin kita harus berpikir positif karena dugaan kecurangan sudah dibawah ke MK tetapi apakah keputusan MK akan menjadi akhir? Misterius, jawaban yang tepat untuk mencoba mencari tahu apa yang terjadi setelah putusan MK.

Saya sedang membayangkan, Keputusan MK yang tidak diterima dan terjadi demonstrasi dimana-mana, hasil pemilu ditolak dan pemerintah yang sah dilengserkan.

Kita harus sepakat bahwa kita bisa menuju sebuah krisis yang menyedihkan seperti Venezuela. Bagaimana tidak? Demonstrasi balik akan dilakukan secara besar-besaran kekerasan mungkin tidak bisa dihindari sehingga akan berpengaruh pada krisis ekonomi.

Kerugian negara akibat demonstrasi tidak dapat dihindari jika hal itu dilakukan secara terus menerus. Pemerintah tidak lagi fokus pada pembangunan dan pertumbuhan ekonomi. Itu bisa terjadi.

Venezuela yang memiliki jumlah penduduk jauh lebih sedikit dari Indonesia bahkan merupakan negara dengan kandungan minyak bumi terbesar di dunia pun mengalami krisis yang sangat luar biasa apalagi Indonesia.

Ide ini konyol, ya, konyol tapi ini bentuk kewaspadaan. Jangan sampai hanya karena ambisi kekuasaan, jutaan rakyat Indonesia menjadi korban.

Salam!!!
Referensi: Satu ,Dua, Tiga, Empat, Lima, Enam, Tujuh, Delapan, Sembilan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun