Usaha lainnya adalah mengalirkan sebuah mata air yang biasanya bertahan ketika musim kemarau. Namun, sampai dengan saat ini belum terealisasi karena mata air tersebut pernah dimanfaatkan oleh PLAN Indonesia untuk dialirkan ke perumahan masyarakat tetapi pipa penyalur dipotong dan dihancurkan oleh oknum yang tak dikenal.
Hal ini menjadi ketakutan tersendiri bagi LSM yang membantu karena mereka tidak ingin hal yang sama terjadi lagi.
Untuk mendapatkan air bersih melalui pembuatan sumur bor, masyarakat membutuhkan mukjizat. Jika air tidak ditemukan maka dipastikan penderitaan masyarakat akan terus berlanjut.
Pembelian air sudah mulai dilakukan. Biasanya Oktober (Puncak Kemarau), mobil penjual air tidak mampu melayani semua masyarakat dalam sehari.Â
Di suatu waktu, pada tahun 2011, berdasarkan cerita dari seorang warga di desa ini bahwa puluhan ekor ternaknya mati kehausan.
Kekurangan air bersih di desa ini menjadi momok bagi kemajuan pertanian dan peternakan. Pengembangan pertanian sulit dilakukan karena ketersediaan air masih sangat minim dan tidak ada untuk beberapa tempat.
Mauleum, Amanuban Timur, Kabupaten Timor Tengah Selatan, NTT
Mauleum, 29 Mei 2019
Neno Anderias Salukh
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H