Narasi ini, merupakan orasi yang mengancam intoleransi dan radikal yang pelan-pelan membunuh Pancasila yang dipercaya sebagai ideologi istimewah yang mampu menyatukan indonesia dari segala perbedaan.
Pada bagian ini pula, orasi politik dari seorang gadis remaja yang berperan sebagai salah satu calon legislatif. Maknanya juga adalah kesetaraan jender bahwa perempuan pun dapat dipercaya untuk memperjuangkan aspirasi rakyat.
 TITIK KELIMA
Bagian ini adalah bagian yang kembali menegaskan toleransi yang diisi oleh orasi dan paduan suara dari Komunitas Peace Maker Kupang (KOMPAK /Dari berbagai agama). Kehadiran mereka di Amanuban Timur ini sebagai bentuk teladan toleransi dan himbaun kepada masyarakat agar terus menjaga kerukunan umat bergama dan memperkuat ikatan toleransi di Provinsi NTT.
TITIK KEENAM
Bagian ini merupakan bagian penyambutan Yesus sebagai Raja. Dalam adegan ini, Yesus menunggangi kuda dan disambut dengan teriakan Hosana Bagi Raja. Disamping itu, untuk menjaga kehormatan dan sebagai bentuk sanjungan kepad Yesus, Kuda yang ditunggangi tidak dibiarkan menginjak tanah karena telah dipenuhi daun-daunan yang ditumpuk oleh orang-orang yang menyambut Dia.
Hal ini mengajarkan kepada umat Tuhan untuk tetap menghormati Yesus sebagai Raja dan lebih dari itu sebagai Tuhan yang telah menyelamatkan umat manusia dari dosa.