Mohon tunggu...
Neno Anderias Salukh
Neno Anderias Salukh Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pegiat Budaya | Pekerja Sosial | Pengawas Pemilu

Orang biasa yang menulis hal-hal biasa

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Masalah Pemilihan Legislatif Terdapat dalam Surat Suara?

20 April 2019   08:13 Diperbarui: 20 April 2019   08:34 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seingat saya, pemilu tahun 2004 dan 2009 tidak sesulit ini. Di kertas surat suara, Nama Caleg dilengkapi dengan foto sehingga lebih memudahkan bagi mereka yang kesulitan melihat dan membaca.

Saya percaya bahwa, KPU dengan pertimbangan tertentu yang sangat matang membuat kertas surat suara seperti itu. Hemat saya, kertas surat suara dibuat seperti itu karena caleg dari 20 Partai yang sangat banyak sehingga jika dicantumkan dengan foto, membutuhkan kertas yang ukurannya lebih besar lagi.

Setelah saya mengamati beberapa fenomena daalm pemilu kali ini, Untuk daerah pemilihan saya, rupanya beberapa caleg yang benar-benar ingin mencalonkan diri dan ingin berjuang untuk rakyat. Misalkan terdapat 126 caleg, yang memiliki motivasi untuk ke parlemen hanya 50an orang.

Ada beberapa teman saya yang ikut calon tetapi ia tidak ada antusias untuk kampanye dan sebagainya. Setelah itu, saya tanya mengapa? Saya belum siap, karena saya diminta hanya untuk memenuhi kuota perempuan. 

Oke, semuanya pasti demi kepentingan Partai dan mungkin untuk memenuhi aturan pencalonan. Akan tetapi, banyaknya calon yang hanya sebagai pelengkap malah menyulitkan pemilih. Untuk apa? Calon kalau hanya sekedar nama tercantum atau memenuhi kuota dan menaati aturan.

Dua hal ini berakibat pada meningkatknya surat suara tidak sah di beberapa TPS yang didominasi oleh orang tua yang memiliki SDM yang rendah.

Dua hal di atas hanyalah pendapat yang saya tuangkan melalui tulisan ini. Akan lebih lengkap jika pembaca memberi komentar yang baik untuk didiskusikan sehingga kalau dapat, bermanfaat bagi Pemilu-pemilu yang akan datang.

Salam!!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun