Mohon tunggu...
Neno Anderias Salukh
Neno Anderias Salukh Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pegiat Budaya | Pekerja Sosial | Pengawas Pemilu

Orang biasa yang menulis hal-hal biasa

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Jokowi ke Kupang karena Rasa Cinta

10 April 2019   08:40 Diperbarui: 12 September 2019   08:35 258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumenter: James Mage

Pertanyaan ini diulangi sebanyak dua kali.

"Bae-bae sa" masa berteriak ramai-ramai.

Jokowi berbicara bahasa Kupang mengundang banyak reaksi dari masa yang hadir. Reaksi itu kemudian diexpresikan melalui media sosial, Facebook, Twitter, WhatsApp dan lain-lain.
Video pembicaraannya beredar dan ditayangkan. Ada yang memberi emoticon tertawa, ada yang memberi emoticon mata hati dan sebagainya.

Reaksi dengan emoticon tertawa karena Jokowi berbicara bahasa Kupang dengan logat Jawa. Bagi orang Kupang, lucu jika berbicara menggunakan sebuah bahasa, logatnya menggunakan bahasa lain. Akan tetapi, menarik untuk didengar.

Dalam masyarakat Dawan, ketika seseorang datang ke Timor dan berusaha berbahasa Dawan, akan di sambut positif dengan lelucon. Ini sebenarnya bukan salah atau tidak baik tetapi menarik untuk didengar.

Reaksi dengan emoticon hati merupakan reaksi senang dan rasa cinta karena Jokowi terasa sebagai orang Kupang. Bahkan, Jokowi terasa seperti seorang kawan mengingat pertanyaan seperti ini biasa terjadi di dalam pertemanan kalangan anak muda. Semua ini karena Jokowi berbicara bahasa Kupang dan lebih dari itu, Jokowi sudah sering kali berkunjung ke NTT. Bahkan, Pulau paling selatan Indonesia telah dikunjungi oleh Jokowi. Berdasarkan beberapa cerita dari beberapa teman di Pulau Rote, Jokowi menjadi presiden pertama yang berkunjung ke sana.

Jokowi tidak seperti presiden yang lain. Bahkan, ada presiden yang menjabat dua periode hanya datang satu kali. Lebih dari itu, NTT diabaikan.

Salah satu program yang menjadi kekaguman masyarakat di pedalaman Nusa Tenggara Timur adalah kesejahteraan sosial.

"Sampai Jokowi baru kami dapat uang seperti PNS, kami pikir hanya PNS saja yang dapat gaji padahal kami juga dapat. Bahkan anak yang masih dalam kandungan ibunya pun dapat uang" cerita seorang petani di kabupaten Timor Tengah Selatan.

Rupanya, Kesejahteraan sosial menjadi program yang sangat membantu masyarakat kecil.

"Dulu kami cas hp, harus jalan ke pusat kecamatan sejauh 10 km, sekarang kami sudah punya listrik sendiri. Dulu kami listrik, sekarang listrik cari kembali kami" cerita seorang pemuda desa dengan kagum karena ini belum pernah dilakukan oleh presiden manapun yang berani mengatakan "Listrik masuk desa dan desa harus terang".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun