Konteks Indonesia berbeda dengan konteks Eropa dan yang dialami oleh Zidane. Akan tetapi, kita sering berhadapan dengan anak yang mau memilih sekolah maupun jurusan kuliah. Orangtua selalu menjadi Diktator untuk anaknya. "Pokoknya kau harus sekolah guru!
Pokoknya kau harus bersekolah perawat!
Pokoknya kau harus sekolah di SMA bukan SMK dan sebagainya".
Sesuatu yang menjadi mimpi dan idamannya diikat dan mati dalam dirinya. Akibatnya, anak bisa gagal atau putus sekolah. Lalu anak menjadi kambing hitam dari ini semua. Orangtua lebih banyak mencuci tangan dan paling benar dalam hal ini.
Saat ini, masa penerimaan mahasiswa baru. Jadilah orangtua yang menciptakan masa depan anak dengan cara yang bijak. Ikutilah apa yang anak kehendaki selagi itu baik bagi dirinya dan juga orangtua.
Salam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H