Aku kehabisan kata, bahkan hanya terdiam perih dikacangi olehnya tapi aku tidak ingin berhenti hanya begitu saja, dan entah bagaimana bisa aku mengeluarkan kata-kata pedas itu. Bahkan kata-kataku melebihi pedas dari mie Bang Ade yang berlevel super pedas, biar dia melek dengan kelakuannya.
"Matilah dengan terhormat, kawan!"
"Apa!!!!" sentaknya, "maksud kau?"
"Iya matilah dengan terhormat, jangan sampai kau seperti mereka yang di-share di facebook mati kejebur diempang gara-gara nyari pokemon. Kau tahu, itu sangat memalukan, belum lagi cacian para kometator dan itu sangat mengerikan. Dari pada kau mati gara-gara pokemon, mending kau mati gara-gara ditabrak ayam. Kurasa itu lebih terhormat."
Kau tahu apa yang dia lakukan selanjut? Dia menghapus applikasi game pokemon itu dan mengajakku ke masjid untuk salat taubat nasuha.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H