Mohon tunggu...
nenitrinovita
nenitrinovita Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa

Saya mahasiswa psikologi, sangat menyukai segala hal tentang psikologi terutama psikologi pendidikan dan perkembangan. Hobi saya membaca dan menikmati waktu luang saya dengan bersantai saja.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pendidikan Berbasis Moral: Mengapa Teori Kohlberg Penting dalam Pendidikan Kita?

19 Desember 2024   13:00 Diperbarui: 19 Desember 2024   12:58 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Diskusi Dilema Moral: Guru dapat memancing siswa untuk berdiskusi tentang kasus nyata yang melibatkan dilema moral. Misalnya, "Apakah mencuri obat untuk menyelamatkan nyawa keluarga itu benar atau salah?"

  • Cerita atau Kasus Nyata: Menggunakan cerita-cerita yang memuat konflik moral membantu siswa memahami konsekuensi dari setiap keputusan.

  • Refleksi Nilai: Memberikan tugas refleksi melalui jurnal pribadi atau diskusi kelompok memungkinkan siswa merenungkan nilai-nilai yang mereka pegang.

  • Pentingnya peran guru dalam pendidikan moral tidak bisa diremehkan. Guru adalah teladan bagi siswa, bukan hanya melalui pengajaran, tetapi juga dari perilaku sehari-hari yang menunjukkan integritas dan empati.

    Mengapa Pendidikan Moral Relevan Hari Ini?

    Di Indonesia, pendidikan moral sebenarnya sudah menjadi bagian dari kurikulum nasional, seperti yang diamanatkan oleh UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Namun, pelaksanaannya sering kali kurang optimal. Dengan memahami teori Kohlberg, pendidik dapat mengembangkan metode yang lebih efektif untuk menanamkan nilai-nilai moral dalam diri siswa.

    Moralitas bukan hanya soal mematuhi aturan, tetapi tentang bagaimana kita hidup dengan prinsip yang adil dan bertanggung jawab. Pendidikan berbasis moral adalah investasi jangka panjang untuk menciptakan generasi yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki karakter yang kuat.

    Referensi

    • Kohlberg, L. (1984). The Psychology of Moral Development. Harper & Row.

    • Lickona, T. (1991). Educating for Character: How Our Schools Can Teach Respect and Responsibility. Bantam Books.

    • Hanafiah, M. (2024). Perkembangan Moral Anak dalam Perspektif Pendidikan. Ameena Journal, 2(1), 75--91.

    • HALAMAN :
      1. 1
      2. 2
      3. 3
      4. 4
      Mohon tunggu...

      Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
      Lihat Pendidikan Selengkapnya
      Beri Komentar
      Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

      Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
    LAPORKAN KONTEN
    Alasan
    Laporkan Konten
    Laporkan Akun