Mohon tunggu...
Neni Rohaeni
Neni Rohaeni Mohon Tunggu... Guru - mahasiswa

renang

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Dinamika Pendidikan Sekolah Dasar di Era Disrupsi

30 Januari 2024   22:08 Diperbarui: 30 Januari 2024   22:10 237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pendidikan di era disrupsi menghadapi banyak masalah, terutama di sekolah dasar. Sistem pendidikan harus terus berubah karena perkembangan teknologi yang cepat, paradigma pembelajaran yang berubah, dan tuntutan keterampilan yang berubah. 

Dalam artikel ini, akan dibahas bagaimana pembelajaran di sekolah dasar mengalami perubahan karena dinamika era disrupsi.

1. Teknologi sebagai Alat untuk Membantu Pembelajaran 

Perangkat teknologi seperti tablet, laptop, dan perangkat pintar lainnya menawarkan peluang baru untuk membuat pendidikan lebih interaktif dan menyenangkan. Siswa dapat belajar di luar kelas melalui platform pembelajaran online yang lebih mudah diakses.

2. Model Pembelajaran Kolaboratif

Era Disrupsi menekankan bahwa siswa harus bekerja sama dan berpartisipasi secara aktif dalam pembelajaran. Model ini membantu siswa memperoleh keterampilan sosial, membangun kerja tim, dan mempersiapkan mereka untuk bekerja sama di masa depan. Guru membantu siswa berbicara dan mengeksplorasi ide.

3. Kurikulum Berorientasi Keterampilan

Pembelajaran berorientasi keterampilan semakin dominan di sekolah dasar karena pentingnya membangun keterampilan seperti pemecahan masalah, kreativitas, dan literasi digital. Kurikulum saat ini berfokus pada meningkatkan keterampilan yang akan dibutuhkan di tempat kerja. Guru bertanggung jawab untuk membantu siswa memperoleh keterampilan ini sejak awal.

4. Pembelajaran Adaptif

Metode ini sangat penting untuk mengatasi perbedaan individu di antara siswa karena memungkinkan teknologi untuk menyesuaikan materi pembelajaran dengan tingkat pemahaman masing-masing siswa. Metode ini memungkinkan setiap siswa untuk belajar dengan gaya belajar dan kecepatan yang mereka sukai.

5. Pendidikan Inklusif

Dalam era disrupsi, pendidikan yang inklusif memerlukan pendekatan yang menerima keberagaman siswa. Sistem pendidikan harus dapat menyesuaikan diri dengan kebutuhan khusus setiap siswa, termasuk siswa dengan kebutuhan khusus. Guru harus dilatih untuk memberikan bantuan yang tepat agar setiap siswa dapat memaksimalkan potensi mereka.

6. Evaluasi Berbasis Kompetensi

Konsep nilai dan evaluasi tradisional perlahan-lahan digantikan oleh pendekatan berbasis kompetensi. Guru tidak hanya menilai pengetahuan siswa, tetapi juga keterampilan dan kemampuan mereka dalam mengaplikasikan pengetahuan tersebut dalam konteks nyata. Pendekatan ini memberikan gambaran yang lebih komprehensif tentang perkembangan siswa.

Hasil pembelajaran di jenjang sekolah dasar di era disrupsi mengalami transformasi yang signifikan. Pemanfaatan teknologi, model pembelajaran kolaboratif, kurikulum berorientasi keterampilan, pembelajaran adaptif, pendidikan inklusif, dan evaluasi berbasis kompetensi menjadi elemen-elemen kunci yang membentuk landscape pendidikan masa kini. Guru, orang tua, dan stakeholder pendidikan perlu bersinergi untuk memastikan bahwa anak-anak masa kini siap menghadapi tantangan global dan memiliki keterampilan yang relevan dengan tuntutan masa depan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun