Dalam era disrupsi, pendidikan yang inklusif memerlukan pendekatan yang menerima keberagaman siswa. Sistem pendidikan harus dapat menyesuaikan diri dengan kebutuhan khusus setiap siswa, termasuk siswa dengan kebutuhan khusus. Guru harus dilatih untuk memberikan bantuan yang tepat agar setiap siswa dapat memaksimalkan potensi mereka.
6. Evaluasi Berbasis Kompetensi
Konsep nilai dan evaluasi tradisional perlahan-lahan digantikan oleh pendekatan berbasis kompetensi. Guru tidak hanya menilai pengetahuan siswa, tetapi juga keterampilan dan kemampuan mereka dalam mengaplikasikan pengetahuan tersebut dalam konteks nyata. Pendekatan ini memberikan gambaran yang lebih komprehensif tentang perkembangan siswa.
Hasil pembelajaran di jenjang sekolah dasar di era disrupsi mengalami transformasi yang signifikan. Pemanfaatan teknologi, model pembelajaran kolaboratif, kurikulum berorientasi keterampilan, pembelajaran adaptif, pendidikan inklusif, dan evaluasi berbasis kompetensi menjadi elemen-elemen kunci yang membentuk landscape pendidikan masa kini. Guru, orang tua, dan stakeholder pendidikan perlu bersinergi untuk memastikan bahwa anak-anak masa kini siap menghadapi tantangan global dan memiliki keterampilan yang relevan dengan tuntutan masa depan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H