Jadilah air berwarna merah yang menggoda.
"Hm, enak, Bu!" tiba-tiba Ega bergumam.
"Apanya yang enak, Nak?"
"Air sirop ini!"
"Kamu meminumnya?" tanyaku. Kulihat, tinggi air di gelasnya berkurang.
"Iya, Bu!" ia menatapku.
"Ha!?" aku berseru kaget. Merasa tak percaya dengan apa yang kudengar barusan.
"Airnya untuk tanaman, Nak, air mentah!"
"Sudah kautelan?" kuulang pertanyaanku dengan harapan, itu tak terjadi!
Ega mengangguk mantap.